Di sebuah desa kecil di Kuaiji, wilayah Zheijiang hiduplah seorang gadis muda bernama Xi Shi. Dia tumbuh di tengah keindahan alam yang mempesona. Kecantikan Xi Shi melampaui panorama yang paling indah. Rambutnya hitam legam seperti langit malam, matanya memancarkan kedalaman samudra dan senyumannya dapat mencairkan hati yang dingin. Kecantikan Xi Shi tersebar keseluruh penjuru Tiongkok hingga kabar tersebut terdengar oleh kerajaan Yue.
Pada saat itu, Kerajaan Yue sedang berperang melawan Kerajaan Wu. Guo Jian sebagai Raja Yue ditaklukan oleh Fuchai, Raja dari Kerajaan Wu. Kejadian tersebut memberi dampak terhadap Kerajaan Yue untuk tunduk dengan membayar upeti secara rutin kepada Kerajaan Wu.
Muncullah perasaan dendam Guo Jian terhadap Raja Fuchai akan kekalahannya. Guo Jian tidak tinggal diam, ia telah mengetahui kelemahan dari Raja Fuchai yang terletak pada wanita. Setelah kekalahannya, Guo Jian menjalankan strategi balas dendam dengan mengirimkan wanita tercantik sebagai upeti. Salah satu wanita cantik yang dikirim oleh Guo Jian adalah Xi Shi.
"Kecantikanmu adalah anugerah, bahkan pesonamu dapat menghancurkan Fu Chai". Ucap Guo Jian dengan tegas.
"Sungguh, saya tidak mengerti perkataan Raja Agung". Balas Xi Shi yang menunduk.
"Pergilah menemui Raja Fu Chai di Kerajaan Wu". Perintah Guo Jian kepada Xi Shi.
Sebelum mengirimkan Xi Shi kepada Raja Fu Chai, Xi Shi menerima berbagai pelatihan menjadi mata-mata cantik yang mampu menjebak Rajak Fu Chai melalui rayuan dan memikat perhatiannya agar lalai terhadap Kerajaan Wu. Selama 3 tahun, Xi Shi berlatih menari, menyanyi dan etika sehingga keanggunan Xi Shi makin terpancarkan. Kemudian, Xi Shi pergi menuju Kerajaan Wu untuk melancarkan misi balas dendam Guo Jian.
"Ingatlah semua latihan yang telah kau pelajari selama ini. Taklukan hati Fu Chai kemudian hancurkan!" ucap Guo Jian menatap mata Xi Shi yang teduh dengan penuh harapan.
"Baik Raja Agung, saya merasa terhormat karena telah menerima kepercayaan dari Raja Agung". Balas Xi Shi sambil menunduk tersenyum simpul di bibirnya yang mungil.
Di hari yang cerah Xi Shi pergi menuju Kerajaan Wu dengan hati yang penuh semangat dan tekad yang kuat meski hatinya berdebar-debar.
"Waktunya sudah tiba. Saya harus berangkat segera". Ucap Xi Shi menyemangati diri sendiri.
Xi Shi memulai perjalanan menuju Kerajaan Wu melewati hutan-hutan yang rimbun dan melintasi lembah-lembah yang hijau. Menghadapi segala cuaca selama diperjalanan tidak memudarkan tekad wanita cantik itu. Perjalanan menuju Kerajaan Wu sangatlah melelahkan namun Xi Shi masih bersemangat mengingat tujuan dari perjalanan tersebut. Setelah menghabiskan beberapa hari, tibalah Xi Shi di perbatasan antara Kerajaan Yue dan Kerajaan Wu. Terdapat pasukan penjaga yang menyambut Xi Shi. Setelah menunjukkan surat titah Raja Yue, mereka membiarkan Xi Shi melanjutkan perjalanan menuju ibu kota Kerajaan Wu. Setibanya di ibu kota Wu, wanita ini disambut oleh utusan Kerajaan Wu yang telah menunggunya. Diantarkan Xi Shi untuk bertemu dengan Raja Fu Chai, Kerajaan Wu.
"Selamat datang di Kerajaan Wu. Saya senang melihatmu di sini". Ucap Raja Fu Chai dengan mata yang berbinar.
"Terima kasih Raja Agung atas sambutan hangatnya, saya datang atas nama Raja Guo Jian dari Kerajaan Yue dengan harapan dapat membawa perdamaian antar kedua kerajaan kita". Ucap Xi Shi dengan lembut sembari tersenyum hangat.
Raja Wu terkesan melihat tekad dan keberanian gadis muda itu saat mengucapkan tujuan kedatangannya.
"Kamu telah melakukan perjalanan yang jauh dan melelahkan. Beristirahatlah saya akan mempertimbangkan tentang perdamaian yang kau ajukan". Ucap Raja Fuchai dengan tegas.
#Pengaruh Kedatangan Xi Shi di Kerajaan Wu
Tidak terasa Xi Shi sudah menetap cukup lama di Kerajaan Wu. Kecantikan wajah Xi Shi bagaikan keindahan bunga-bunga di musim semi. Menghiasi seluruh sudut Kerajaan Wu dengan pesonanya yang mampu menawan hati siapapun yang memandangnya. Selain wajahnya yang berparas cantik, jiwa yang dimiliki Xi Shi sangatlah bijaksana dan lembut sehingga mampu menaklukan hati Raja Fu Chai. Gambaran wanita sempurna yang tak ternilai harganya. Bahkan Raja Fu Chai membangun istana megah "Guanwa" khusus untuk melihat Xi Shi menari atau melakukan aktivitas kesehariannya. Raja Fu Chai menaruh kepercayaan penuh terhadap Xi Shi. Raja sering berdiskusi dan meminta saran terhadap Xi Shi terkait urusan kenegaraan. Ketika Raja Fu Chai menyadari bahwa dia telah jatuh hati pada gadis itu, dia memutuskan untuk menjadikannya selir. Raja Fu Chai sering menghabiskan waktu bersama Xi Shi ketimbang mengurus kenegaraan. Nasihat dari menteri setianya terkait kecurigaan datangnya Xi Shi sebagai mata-mata dari Kerajaan Yue pun diabaikan.
"Raja Agung harus berhati-hati dengan wanita itu, saya menaruh firasat buruk akan kedatangannya sebagai mata-mata dari Guo Jian". Ucap Wu Zixu memberikan nasihat kepada Raja.
"Selain kecantikan pada wajahnya, ia memiliki pemikiran yang luas dan bijaksana. Saya tidak merasa adanya hal yang mencurigakan pada dirinya". Ucap Raja Fu Chai dengan tegas menyangkal nasihat dari Wu Zixu.
Raja Fu Chai makin terlena oleh pesona Xi Shi yang penuh dengan kelembutan dan kecantikannya sehingga Raja Fu Chai melupakan tugas-tugas di Kerajaan. Kelalaian Raja Fu Chai terhadap kerajaan mengakibatkan Kerajaan Wu menjadi melemah sehingga mudah ditembus pertahanannya.
Raja Guo Jian memanfaatkan keadaan ini dengan memperkuat pasukan militernya dan membuat sekutu terhadap kerajaan lain untuk melawan Kerajaan Wu. Pada kesempatan emas ini, Kerajaan Yue meluncurkan serangan terhadap Kerajaan Wu. Raja Guo Jian berhasil mengambil kembali wilayah yang sempat direbut Kerajaan Wu.
Serangan besar-besaran tersebut membuat Raja Fu Chai terpaksa harus mundur dari Ibu Kota. Namun, Raja Fuchai tidak sempat melarikan diri lebih jauh sehingga terkepung oleh pasukan Yue.
"Kau sudah tidak bisa melarikan diri lagi! Menyerahlah dan tunduklah pada Kerajaan Yue". Ucap Guo Jian dengan penuh dendam.
"Itu tidak akan pernah terjadi!, Seharusnya saya mempercayai perkataan Wu Zixu pada waktu itu". Ucap Raja Fu Chai kemudian menggorok lehernya dengan pedangnya sendiri.
Raja Fuchai melakukan bunuh diri dalam pelariannya. Setelah kematian sang Raja, Kerajaan Wu runtuh diratakan oleh Kerajaan Yue.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H