Mohon tunggu...
Danang Arief
Danang Arief Mohon Tunggu... Psikolog - baca, nulis, gowes adalah vitamin kehidupan

Menekuni bidang pengembangan organisasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Apakah Bekerja Keras Membuat Mental Kita Lelah atau Justru Sebaliknya?

10 Juni 2023   08:37 Diperbarui: 10 Juni 2023   16:10 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kelelahan mental. Sumber gambar: racool_studio di freepik.com 

Di dalam studinya, sebelum partisipan melakukan 2 tugas secara berurutan, mereka diminta untuk membaca salah satu dari dua pernyataan:

  1. Kerja keras membuat energi mental terkuras
  2. Kerja keras terbukti dapat memberi energi pada pikiran kita sehingga memungkinkan kita untuk berhasil dalam tugas selanjutnya.

Hasilnya, ditemukan bahwa partisipan yang membaca pernyataan ke-2 berkinerja 2x lebih baik pada tugas kedua dibanding partisipan yang membaca pernyataan ke-1.

Studi tersebut menunjukkan bahwa kapasitas mental kita dapat menjadi jauh lebih hebat dibanding apa yang selama ini kita percayai. Dengan ekspektasi yang tepat, kita dapat melakukan lebih banyak hal dengan hasil yang optimal.

Kapan kita perlu beristirahat?

Jika bekerja keras tidak membuat kita lelah, lalu kapan kita perlu untuk mengambil jeda? Kapan kita perlu untuk merasa cukup?

Setiap orang memiliki standar yang berbeda.

Direktur saya misalnya, suatu kali saya pernah mengikuti meeting yang dihadiri beliau. Meski waktu sudah menunjukkan pukul 17.30, beliau masih fokus dan dapat memberikan pendapat dan masukan yang kritis. Padahal, saya tahu beliau sudah meeting sejak pagi.

Saya sendiri, sudah tidak fokus dan berharap agar rapat itu cepat selesai. Buat saya, rapat seharian adalah suatu hal yang amat melelahkan dan menguras energi.

Lain lagi dengan Pep Guardiola. Salah satu pelatih sepakbola terbaik sepanjang masa ini sangat terobsesi dengan pekerjaannya. Arjen Robben, ketika bermain untuk Bayern Munchen mengatakan kepada media: 

"Saya pernah di telpon jam 02.00 dini hari oleh Pep. Ternyata dia meneleponku hanya untuk membicarakan masalah taktik yang akan diterapkan di pertandingan ke depan."

Jadi, kapan kita perlu mengambil jeda dan beristirahat, kembali lagi kepada derajat ekspektasi kita masing-masing. 

Ekspektasi di Kantor

Saya punya kolega di kantor. Hampir setiap hari dia pulang malam. Besok paginya, dia sudah sampai lagi di kantor sebelum pukul 08.00. Dia memang memiliki ekspektasi karier yang tinggi. Karena hal inilah bekerja lembur hampir setiap hari tidak membuatnya merasa lelah. Justru, hal ini merupakan sumber semangat baginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun