Akhir tahun sudah di depan mata. Kita semua sibuk dengan evaluasi tahunan. Pertanyaannya: jika target tidak tercapai, salah siapa?
Evaluasi diperlukan agar teridentifikasi penyebab tidak tercapainya target.
Hasil dari evaluasi tersebut, dijadikan dasar bagi penyusunan langkah korektif (corrective action) untuk tahun depan.Â
Hal ini dilakukan agar penyebab yang sama tidak terulang kembali.
Evaluasi di tingkat organisasiÂ
Acapkali, yang menjadi kambing hitam tidak tercapainya target korporasi adalah struktur organisasi. Kenapa? Karena bagan struktur organisasi tidak bisa ngomong. Dia diam saja jika disalahkan.
Padahal, faktor-faktor yang berpengaruh dalam pencapaian target cukup banyak.Â
Menurut Mercer Delta Consulting, selain struktur organisasi, terdapat faktor lain seperti budaya, proses & sistem kerja, kepemimpinan dan kompetensi personil.
Evaluasi pencapaian target pribadi
Sebagai pribadi kita juga memiliki target tahunan. Istilah kerennya resolusi tahunan, yang biasa kita buat di awal tahun.
Bagaimana pencapaian target pribadi kita tahun ini? Kalo tidak tercapai, siapa yang salah?
Sebagai manusia, kita cenderung menyalahkan faktor eksternal jika target tidak tercapai. Fenomena ini tidak hanya bisa kita jumpai di tingkat individu, namun hingga tingkat korporasi.Â
Misalnya, apa hal yang diklaim sebagai penyebab PHK di sebagian start-up unicorn baru-baru ini? Hampir semuanya mengatakan resesi global sebagai penyebab utamanya, yang merupakan faktor eksternal.
Solusi
Apa solusi agar kita lebih objektif di dalam mengidentifikasi penyebab kegagalan di tahun ini?
Sebagaimana seorang dokter yang mendiagnosa penyakit pasiennya, di dalam mengidentifikasi penyebab tidak tercapainya target, kita perlu untuk melihat simptom.
Simptom adalah tanda-tanda ada bagian tertentu dari sistem tubuh atau organisasi yang bermasalah dan tidak berfungsi dengan baik.
Misalnya, jika perut seorang pasien ditekan sakit, dokter akan mendiagnosa kemungkinan ada masalah di lambungnya. Prinsip yang sama juga dapat diterapkan untuk mendiagnosa organisasi.Â
Jika banyak karyawan yang demotivasi, kurang bersemangat dalam mengejar target misalnya, dapat didiagnosis bahwa ada kemungkinan sistem kompensasi dan benefitnya kurang efektif.
Lebih lanjutnya, kita bisa berpedoman pada tabel di bawah ini.
Sedangkan untuk melakukan identifikasi simptom bagi diri kita sendiri, bisa menggunakan tabel di bawah ini.
Proses diagnosa atau identifikasi penyebab kegagalan dalam pencapaian target adalah proses yang sangat penting. Apa yang terjadi ketika kita salah dalam mendiagnosa?
Akibat salah diagnosa
Setelah mendiagnosa pasiennya, dokter akan memberikan resep obat. Harapannya, obat ini bisa menjadi perantara bagi kesembuhan penyakit yang di derita oleh pasien.
Begitupun ketika kita mendiagnosa penyebab kegagalan kita - baik organisasi maupun individu. Â Kita akan merumuskan corrective action atau langkah koreksi agar penyebab kegagalan tersebut teratasi.
Harapannya, faktor yang sama tidak terjadi lagi sehingga menghalangi pencapaian target tahun depan. Apa yang terjadi jika hasil diagnosanya salah?
Jika dokter salah mendiagnosa, maka resep obat yang diberikan salah. Akibatnya penyakit yang di derita pasien tak kunjung sembuh.
Salah mendiagnosa, akan berakibat pada terbuangnya sumberdaya - waktu, tenaga, biaya sedangkan sumber masalahnya tetap saja ada dan tidak teratasi.
Contohnya adalah kita mendiagnosa bahwa struktur organisasi tidak efektif. Kemudian, dilakukan perubahan terhadap bagan organisasi lengkap dengan turunannya - job description, job requirement, job grade, dll.
Proses tersebut membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Belum lagi diperlukan penyesuaian pada sistem pendukung seperti ERP (enterprise resource planning), serta dibutuhkan waktu adaptasi bagi stakeholder terkait sehingga struktur baru ini dapat berfungsi maksimal.
Namun, bagaimana jika yang menjadi masalah sebenarnya ternyata bukan struktur organisasi?
Kesimpulan
Keterampilan kita dalam mendiagnosa penyebab kegagalan menjadi sangat penting sebagai bekal bagi penyusunan resolusi tahun depan. Memang, dibutuhkan waktu dan upaya yang tidak sedikit untuk melakukan hal tersebut.
Namun, sebagaimana yang dikatakan Steve Jobs:
Jika Anda mendefinisikan masalah dengan benar, Anda hampir mendapatkan solusinya.
Jika kita dapat mengidentifikasi penyebab kegagalan dengan benar, maka kita bisa menyusun corrective action dengan akurat. Harapannya, masalah terselesaikan dan akhirnya targetpun tercapai.
Nah, selamat melakukan evaluasi tahunan ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H