Mohon tunggu...
Danang Arief
Danang Arief Mohon Tunggu... Psikolog - baca, nulis, gowes adalah vitamin kehidupan

Menekuni bidang pengembangan organisasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Sosok Seperti Apa Anda di Rumah, Itu Tergantung dari Organisasi Tempat Anda Bekerja

4 Juni 2022   07:41 Diperbarui: 4 Juni 2022   12:29 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali, ekspresi wajah Anda setibanya di rumah dapat menggambarkan apa yang terjadi pada hari itu di tempat kerja.

Jika Anda stres, menjumpai banyak masalah di tempat kerja atau banyak pekerjaan yang belum selesai, wajah Anda akan tampak kusut dan kurang bergairah sesampainya di rumah.

Sebaliknya, jika Anda meet the target, mendapatkan apresiasi, Anda akan bersemangat untuk tiba di rumah. Bukan tidak mungkin, Anda akan membawakan oleh-oleh untuk keluarga di rumah.

Sudahkah Anda menjadi pribadi yang lebih baik di rumah berkat pengaruh positif yang diperoleh di kantor?

Misalnya, Anda terinspirasi oleh bagaimana Atasan Anda memimpin tim sehingga Anda pun menerapkan metode yang sama di rumah. Atau Anda terinspirasi oleh budaya kerja di kantor dan membawanya ke rumah.

Jika belum pernah, mari kita simak kisah nyata di bawah ini.

Istri salah satu pekerja datang untuk menemui Staf SDM di perusahaan. Ia dipenuhi teka-teki akan perilaku suaminya

Sang suami tidak lagi berteriak kepada anak-anaknya, kata perempuan itu. Suaminya juga meminta pendapat tiap anggota keluarga mengenai apa yang ingin dilakukan di akhir pekan. Tindakan itu tidak biasa dilakukan, mengingat ia biasanya galak dan otokratik.

Si istri menjadi cemas. Hal yang dikhawatirkannya adalah, apa yang dilakukan perusahaan terhadap suaminya?.
Berita ini akhirnya sampai ke Manajemen, yang kemudian menyadari bahwa seiring dengan perusahaan yang menjadi lebih baik (budayanya), begitupun dengan karyawannya.

Cerita di atas terjadi di Semco, sebuah perusahaan di Brazil yang berulang-ulang memperoleh penghargaan sebagai the best company in Brazil to work for.

Stress, kecewa, marah, kesal, gembira, puas. Itulah kumpulan emosi yang bisa diperoleh setelah seharian bekerja. 

Dengan mengingat pepatah bahwa hidup itu adalah roda yang berputar, tidak mengherankan jika tiap hari emosi yang diperoleh bisa berbeda-beda. Dan coba tebak, siapakah yang akan mengenalinya pertama kali di rumah? Tentu saja keluarga terdekat Anda.

Emosi erat kaitannya dengan perilaku

Paparan emosi positif di tempat kerja, akan terbawa hingga ke rumah. Anda dapat dengan mudah menjadi pribadi yang hangat dan menyenangkan bagi keluarga. 

Sebaliknya, jika Anda terpapar emosi negatif di tempat kerja, apakah masih memungkinkan untuk menjadi pribadi yang ramah, hangat dan ceria setiba di rumah?

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian dari kita menghabiskan mayoritas waktu dalam sehari di tempat kerja. Teori ilmu perilaku mengatakan bahwa lingkungan akan berpengaruh terhadap perilaku. 

Sehingga, sedikit banyak bagaimana Anda bersikap di dalam keluarga akan dipengaruhi oleh bagaimana kualitas interaksi kerja Anda.

Mari simak nasihat dari Bob Stutton, seorang profesor di Stanford's Graduates School of Business sebagai berikut:

Ketika Anda menerima pekerjaan, cermati baik-baik orang-orang yang akan bekerja bersama Anda. Kemungkinan besar Anda akan menjadi seperti mereka; mereka tidak akan menjadi seperti Anda. Anda tidak bisa mengubah mereka. Jika tidak cocok dengan diri Anda, pekerjaan itu tidak cocok bagi Anda.

Agar Anda dapat memperoleh dampak positif, pilihlah Perusahaan yang memiliki budaya kuat dan sesuai dengan Anda. Merubah budaya dan orang-orang di dalamnya bukanlah suatu hal yang mustahil, hanya dibutuhkan effort yang besar dan waktu yang panjang.

Lalu, bagaimana agar Perusahaan dapat mengubah karyawannya, sehingga ia dapat menjadi pribadi yang lebih baik, di kantor dan di keluarganya?

Belajar dari Semco, caranya adalah dengan mempercayai karyawan. 

Perusahaan perlu untuk memperlakukan mereka sebagai orang dewasa sepenuhnya. Berikan kewenangan dan independensi lebih dalam bekerja. Berikan keterbukaan informasi dan hak bertanya kepada karyawan terkait kebijakan apapun yang diambil manajemen.

Sebaliknya, banyaknya prosedur ketat yang mengawasi A-Z pekerjaan karyawan, hukuman jika datang terlambat, birokrasi berlapis-lapis yang memfilter ide, keluhan dan aspirasi karyawan, gaya manajemen otokratik merupakan bukti bahwa perusahaan belum mempercayai karyawannya.

Cara untuk mengetahui bahwa Perusahaan telah mampu mengubah karyawannya menjadi pribadi yang lebih baik sebenarnya cukup mudah. Berikan saja pertanyaan ini kepada para karyawan:

"Siapa saja yang setiap malam tidak sabar untuk segera kembali bekerja di kantor keesokan harinya?"

Bagaimana dengan jawaban Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun