Perlahan namun pasti, karir politik Harding menanjak. Dia kemudian terpilih sebagai calon presiden dari partai Republik pada Pemilu tahun 1920. Pada gelaran akbar tersebut, dia mampu mengalahkan lawannya James M. Cox dari partai Demokrat dengan persentase 60,4% dibanding 34,1%. Sebuah selisih yang terhitung mencolok.
Warren Harding hanya menduduki jabatan itu selama dua tahun. Dia meninggal mendadak karena stroke yang dialaminya. Oleh banyak sejarawan, dia dianggap sebagai Presiden gagal. Times bahkan memasukkannya ke dalam daftar "10 Presiden Amerika yang Dilupakan".
Jika Harding tidak memiliki kualitas yang diharapkan sebagai seorang Presiden, kenapa dia dapat terpilih?
Banyak orang Amerika yang melihatnya sebagai orang yang tampan dan tampil beda. Mereka terdorong ke kesimpulan bahwa ia tipe orang yang pemberani, cerdas dan memiliki prinsip moral kuat.
Penampilannya yang begitu memukau menyebabkan terputusnya proses berpikir normal. Mereka tidak berpikir mendalam, hanya di permukaan saja.
AHY dan Peluangnya di Pilpres tahun 2024
AHY bukanlah Warren Harding. Dia memiliki bekal untuk menjadi pemimpin bangsa yang berkualitas. Lihat saja berbagai prestasi dan penghargaan yang acapkali diperolehnya.
Berbeda dengan Harding yang memang tidak memiliki kualitas itu. Namun, menurut pendapat penulis, keduanya memiliki kesamaan: mereka adalah a great looking person.
Efek dari penampilan tidak dapat diremehkan. Postur tubuh yang mendukung, apabila disertai dengan sikap dan cara bicara yang memukau akan menyebabkan munculnya kesan bahwa kandidat adalah seorang pemimpin alami.Â
Siapapun calon Presiden dan wakilnya, jika dapat memanfaatkan efek ini dengan maksimal dapat mendatangkan potensi suara yang masif dari para pemilih. Terlebih bagi mereka yang belum mengenal kandidat secara mendalam.
Di antara para kandidat calon presiden 2024 tersebut di atas, menurut penulis hanya ada dua yang memiliki keuanggulan dari segi fisik, penampilan dan gaya bicara. AHY adalah salah satunya. Jika dia mampu memaksimalkan keunggulannya tersebut, bukan tidak mungkin dia akan terpilih sebagai Presiden atau setidaknya Wakil Presiden.
Warren Harding Effect di Tempat Kerja
Malcolm Gladwell melakukan suatu penelitian menarik. Dari separuh perusahaan Fortune 500 - daftar perusahaan terbesar di Amerika - ternyata ditemukan bahwa CEO laki-laki memiliki tinggi badan rata-rata 183 cm. Di dalam data kependudukan AS, sekitar 14,5% laki-laki memiliki tinggi badan 180 cm atau lebih. Di antara para CEO perusahaan Fortune 500, 58% memiliki tinggi badan lebih dari 180 cm.