Mohon tunggu...
Danang Arief
Danang Arief Mohon Tunggu... Psikolog - baca, nulis, gowes adalah vitamin kehidupan

Menekuni bidang pengembangan organisasi

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sepeda Ontel dan Masa Depan Pertanian Indonesia

12 Februari 2022   11:43 Diperbarui: 13 Februari 2022   20:45 2352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepeda onthel dan sawah, pasangan yang tak terpisahkan. Gambar oleh Yanuar via Jatengdaily
Sepeda onthel dan sawah, pasangan yang tak terpisahkan. Gambar oleh Yanuar via Jatengdaily

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2025, generasi milenial akan mengisi tiga per empat pasar kerja. 

Tahun-tahun berikutnya secara perlahan namun pasti generasi Z akan mendominasi pasar tenaga kerja, bersama- sama dengan generasi milenial. Lalu, bagaimana karakteristik mereka di dunia kerja?

Milenial lebih termotivasi oleh tujuan jangka panjang daripada gaji, sedangkan generasi Z lebih condong ke arah security and money. Milenial adalah generasi yang sering berpindah pekerjaan demi jabatan atau posisi tertentu. 

Sedangkan Gen Z cenderung bertahan di suatu pekerjaan apabila organisasi itu selaras dengan nilai-nilai mereka dan tentu saja memberikan income yang sesuai.

Bagaimana dengan profesi sebagai petani? apakah profesi ini sesuai dengan karakter dari para penerusnya? apakah anak-anak muda itu mau meneruskan kesahajaan orang tuanya dengan bersepeda onthel ke sawah?

Menurut hemat saya, mayoritas para petani masuk ke dalam kategori generasi baby boomers dan generasi x. Mereka memegang teguh adat istiadat sehingga cenderung kolot, namun sangat matang dalam pengambilan keputusan karena pengalaman kehidupan yang pernah dilalui. 

Meskipun begitu mereka mencari uang untuk keluarga, yaitu bekerja keras untuk mensejahterahkan anak-anak. Terutama untuk generasi Baby Boomers, mereka sangat peduli terhadap keturunannya, mereka tidak ingin anak-anaknya merasakan kesusahan yang dirasakannya.

Nah, fenomena para petani yang berjuang menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang pendidikan tinggi barangkali terjawab dari penjelasan di atas. 

Mereka ingin agar anak-anaknya sukses, punya kehidupan yang jauh lebih baik dari orang tuanya. Mereka mungkin tidak ingin agar anak-anaknya menjadi petani.

Lalu, bagaimana dengan nasib berhektar-hektar sawah dengan sepeda onthelnya? Semoga saja, 20 tahun lagi jika saya berkesempatan kembali ke dusun tersebut, saya masih dapat menikmati hijaunya sawah yang indah di pagi hari, lengkap dengan sepeda onthelnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun