Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Wanda Hamidah dan Netizen Penghamba Ketenaran dan Kekayaan

8 Maret 2022   15:39 Diperbarui: 9 Maret 2022   13:34 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin, Wanda Hamidah sempat menjadi trending topic di twitter. Gegaranya, ia bermaksud menjelaskan dan memberitahukan kebenaran informasi terkait beberapa brand dan publik figur yang sedang berada di Prancis.

Kata Wanda, mereka bukan termasuk bagian dari slot dan list resmi Paris Fashion Week, melainkan berpartisipasi pada acara yang berbeda dalam waktu yang sama alias hanya mengisi slot sampingan saja.

Seperti kita tahu sebelumnya, ada beberapa brand Indonesia beserta para artis dan crew-crewnya yang berangkat ke Paris dalam rangka acara Fashion, yang katanya PFW, di antaranya produk-produk skincare, lalu ada Greenlight, bahkan Geprek Bensu.

Setelah videonya beredar di dunia maya, dengan caption heboh dan respon mengharu biru serta membanggakan, beberapa orang lainnya, termasuk Wanda Hamidah berusaha menjelaskan, bahwa itu bukan tampil di gelaran utama Paris Fashion Week yang ditunggu-tunggu.

Ia berpandangan, silahkan saja melakukan branding atau Go International, tapi jangan melakukan itu dengan cara pembodohan publik, terutama misleading informasi. Sampaikan saja dengan jujur, kalau itu tampil di "slot sampingan", bukan gelaran utamanya.

Tapi apa lacur, niat baik Wanda Hamidah itu mendapatkan respon super nyinyir dari para netizen, terutama yang kebiasaannya menghamba pada ketenaran dan kekayaan. Wanda dihajar habis di medsos, bahkan menyasar pada persoalan pribadi yang seharusnya tak penting dibawa-bawa.

Dikatakan iri, tidak mendukung produk negeri sendiri, artis lawas yang bingung nyari popularitas, dan sederet komentar tak patut lain yang sebenarnya bisa ditebak dengan mudah, bahwa itu sekumpulan netizen bocil yang bahkan tak tahu apa-apa tentang bangsanya sendiri.

Tapi memang begitulah karakter sebagian netizen Indonesia yang hobinya nyinyir, membela mati-matian idolanya meski tak mendapatkan apapun, mendukung terus pujaannya meski tampil dengan tayangan-tayangan yang super tidak bermanfaat sekalipun. Netizen maha benar dengan komentarnya.

Tapi Wanda tidak bergeming. Dalam insta storynya ia bahkan tampil lebih trengginas. Menurutnya, mereka, para netizen penghamba itu, salah orang jika berpikir ia akan kena mental.

Ia bukan menolak kemajuan, terutama produk-produk lokal di tingkat internasional. Ia hanya menolak soal pembodohan dan pembohongan publik melalui klaim sembarangan.

Kalimat-kalimatnya sangat menusuk, dan mestinya cukup untuk membuat netizen serampangan itu sadar, bahwa ada yang lebih penting dibandingkan "gila" pada pujaan dan idola, yaitu tetap menggunakan akal waras.

"Diajak berpikir kritis marah. Tapi tidak apa-apa, aku akan terus mengajak kalian berpikir kritis kalau follow aku. Kalau nggak mau diajak berpikir kritis, follow seleb yang lain aja," Wanda melanjutkan, ".. Karena aku ingin turut mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan satu lagi, aku nggak gila followers, i like my small circle", tegasnya.

Statement Wanda ditutup dengan epilog yang sangat menohok, "... Ribuan komen bulian kalian masuk ke IG saya, berharap saya 'kena mental'. (You guys are so sick.. berharap orang 'kena mental'). Tapi sayang, kali ini kalian salah orang" katanya.

"...You don't know me. Mental saya sudah tertempa sebelum kalian lahir. Urus mental kalian sendiri sana, yang gila memuja-muji kekayaan dan ketenaran. Mimpi yang tak pernah kalian perjuangkan cuma sibuk mimpi dan nyinyir...". Pernyataan epic yang menusuk.

Gila memuja-muji kekayaan dan ketenaran, sebuah kenyataan "pahit" sekaligus alasan kenapa entertainer yang sukanya pamer dan lebay itu masih jadi idola di dunia keartisan dan permedsosan kita.

Setelah itu, tak lama kemudian, Wanda Hamidah mendapatkan banyak dukungan. Secara pribadi, saya akui apa yang disampaikan Wanda memang benar dan lebih bijak merespon soal kehebohan dari misleading informasi ini.

Beberapa produk, bahkan akhirnya menjadi gunjingan. Geprek Bensu misalnya, menjadi trending di twitter dengan komen yang rata-rata memojokkan. Dalam beberapa komen, yang menyertakan fashion ayam geprek-nya, saya melihatnya, kok, seperti gimana gitu, ya. Absurd saja melihatnya.

Kemudian muncul isu lain yang semakin melebar, soal cara untuk memerkenalkan produk di dunia Internasional, tentang beberapa produk yang sebelumnya sudah Go Internasional tapi tidak memilih cara-cara lebay untuk mendongkrak popularitasnya. Tak lama juga muncul Agnez Mo dengan Nasi Padangnya.

Sebagian lagi membaca, ini seperti sebelumnya, dimana beberapa produk seolah-seolah "diterima" di dunia internasional, padahal target pasarnya sebenarnya masih nasional. Mereka berbondong-bondong ke luar negeri, hanya untuk meningkatkan pemasaran di dalam negeri. Memang terlihat sebenarnya, terutama ketika dalam tayangan, banyak sekali yang menggunakan masker merah putih.

Artinya, mungkin benar kata sebagian orang, mereka bawa produk sendiri, penonton dan rombongan sendiri, mengesankan sebagai bagian dari PFW, lalu menyoraki dan bertepuk tangan sendiri.

Secara target, mungkin brand itu akan jadi ploncoan. Tapi justru itu yang mereka harapkan. Menjadi perbincangan di tanah airnya sendiri. Mau baik atau sebaliknya, mereka tak peduli. Toh, pada akhirnya tinggal dibuatkan isu yang meleleh-leleh untuk meraup simpati. Apalagi semuanya adalah lingkaran influencer dan selebgram.

Tapi apapun, semestinya dijelaskan secara benar. Sah-sah saja untuk kemajuan, demi bangsa dan negara. Tapi semuanya harus dilakukan dengan benar. Bukan dengan pembodohan publik yang diglorifikasi sedemikian rupa seolah nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun