Ini hanya analisa. Mungkin benar, tapi bisa jadi salah. Kita bersyukur kondisi di Papua berangsur kondusif. Tidak terjadi tindakan rusuh dan anarkisme berjilid-jilid. Beberapa pandangan tokoh juga ikut mengademkan suasana.Â
Mulai dari Gubernur Papua, bahkan Gubernur Jawa Timur dan Walikota Surabaya sudah meminta maaf kepada warga Papua. Wakil Walikota Malang yang sebelumnya mengeluarkan pernyataan aneh juga ikut meminta maaf.Â
Wapres JK juga menyayangkan hal itu terjadi, maka semuanya harus terbuka. Dijelaskan duduk persoalan dan perkaranya. Menurut JK, rakyat Papua hanya ingin meminta klarifikasi (atas kejadian) dan permintaan maaf (atas sarkasme dan rasisme yang dilakukan).
Tapi apapun dan siapapun, para penumpang gelap itu pastilah pihak yang ingin memecah belah anak-anak bangsa sekaligus tak menginginkan Indonesia yang damai, atau masyarakat Papua hidup dengan tenang. Puluhan tahun kita bisa menanggung beban perbedaan itu.Â
Jangan hanya karena ulah segelintir oknum, kita akan kembali meratapi nasib menjadi bangsa yang terpecah belah. Sebab jika tak ditangani dengan benar, persoalan Papua ini akan memicu munculnya masalah lain di daerah-daerah rawan konflik lainnya.
Kita waspadai para penumpang gelap. Kita lawan rasisme dengan cinta. Damai untuk Indonesia. Papua adalah kita.
Salam,
Mustafa Afif
Kuli Besi Tua
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI