Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami "Hastag Tribute to Ahmad Dhani"

4 Februari 2019   10:43 Diperbarui: 4 Februari 2019   11:32 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : twitter.com/ronnie_rusli

Semua itu kemudian berujung pada keputusan hakim yang membuatnya mendekam di penjara. Sesuatu yang sama sekali tak diharapkannya. Terjerumus ke dalam hotel prodeo lantaran pasal yang konon disalah-gunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk 'menghajar' yang berbeda.

Bagi saya, Dhani tetaplah musisi genius dan cerdas yang jarang menemui tandingannya. Ia memang arogan dan acuh terhadap persepsi publik tentang sesuatu yang menurutnya benar. Tapi dalam musik, ia membuktikan dengan karya dan sajian yang hebat. Itu tak perlu disangsikan lagi.

Saya tak mau masuk terlalu jauh untuk membahasnya dalam konteks politik, korban kriminalisasi atau yang lebih dari itu. Tapi bagi saya, adanya #TributeToAhmadDhani menjadi jawaban, bahwa Dhani tetaplah istimewa. 

Terlebih sejauh pengamatan saya, ada yang tetap respek terhadapnya dalam bermusik, meski berbeda secara pandangan dan pilihan politiknya. Masih banyak yang waras dan sehat akal di luar sana.

Banyak yang masih suka mendengarkan lagu-lagunya, meski kadang merasa risih dengan statement-statement politisnya. Tapi memang begitulah seharusnya, bahwa kenikmatan musik, tak bisa dikaitkan dengan pretensi dan perbedaan pilihan politik. 

Kita boleh beda secara radic dengan Ahmad Dhani, tapi tak perlu juga secara ekstrim membenci lagu-lagu dan karyanya, apalagi sampai membakarnya. Tak perlu.

Sebagai penikmat lagu-lagunya dan sebagai salah satu fans Dewa, saya #TributeToAhmadDhani sebagai musisi paling top. Sejak sibuk dengan dunia barunya, sudah lama saya merindukan 'habitat' asli yang sudah lama ditinggalkannya. Lama tak berkarya. Dan sekarang, kerinduan itu akan bertambah ketika ia mendekam dalam penjara. Tak ada karya, tak ada pula statement beraninya.

"Hadapi dengan senyuman, dengan tenang jiwa. Semua akan baik-baik saja. Semua ada hikmah. Menyerah untuk menang". Kesimpulan dari salah satu lagunya, yang memaksa si empunya merasakan tuah dari lirik-lirik yang diraciknya. Pada liriknya sendiri, akhirnya, ia akan menemukan makna perjalanan hidupnya.

Namun sejatinya, ini adalah momentum politik paling liar dan menguntungkan. Dhani, bukan hanya soal Dhani. Tapi juga soal keluarganya. 

Anak-anaknya yang digemari oleh kaum milenial, dan emak-emak yang akan semakin tertusuk hatinya saat melihat Al dan Dul menangis. Juga soal Dewa 19 dan fansnya, sekaligus para musisi dan seniman yang tetap respek terhadapnya.

Maka, bisa jadi, sebagaimana banyak dugaan orang, justru dari penjara Dhani akan memulai "konser-konser" selanjutnya. Konser Reuni, mungkin saja hanyalah permulaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun