Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami "Hastag Tribute to Ahmad Dhani"

4 Februari 2019   10:43 Diperbarui: 4 Februari 2019   11:32 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : twitter.com/ronnie_rusli

Semua lagu-lagu Dewa, sampai sekarang masih tersimpan rapi dalam laptop yang lama dan hardisk eksternal saya. Lengkap! Jadi, saya adalah salah satu fans Dewa; penyuka dan penikmat lagu-lagunya.

Dan soal Ahmad Dhani, saya mengaguminya sebagai sosok yang genius dalam bermusik. Arogan, tapi setara dengan musikalitas serta karya yang dihasilkan. Berprinsip, dan sebagian lagi menyebutnya sengak. 

Tapi itu sesuai dengan kecerdasannya dalam bermusik, menelurkan lagu-lagu yang asik dan unik, serta kehebatannya menemukan bakat-bakat penyanyi dengan suara dan ciri khas.

Suaranya, meski biasa-biasa saja, tapi dalam beberapa lagu terlihat istimewa. Soal alat musik, ia juga jagonya. Dhani, tak perlu diragukan lagi kemampuan musikalitasnya, termasuk literasi dan referensi musiknya. 

Selera musiknya "high class", dan itu tak didapatkannya dari dalam kelas. Saya semakin tertarik ketika Dhani menjadi juri salah satu kompetisi nyanyi paling elit di negeri ini. Tak banyak mikir, tapi instingnya keren.

Sekali 'bersuara', Dhani tahu kalau seseorang bersuara bagus dengan karakter tertentu. Banyak video-videonya di Youtube, soal bagaimana keberadaan Dhani berhasil membuat acara semakin asik. Kadang komentarnya sadis, kadang juga humoris dan nyelekit. Dulu, saat Dhani masih asik dan sibuk dengan dunia seninya.

Soal Dhani, jangan lupa juga soal kontroversi-kontroversinya. Soal lagu-lagu dan liriknya yang sering dianggap menjiplak, video-video musiknya yang sering dikaitkan dengan freemansory, perceraiannya dengan Maia Estianty, pernikahannya dengan Mulan Jamila, kasus makar, dan kita tentu tak akan lupa soal "penistaan" terhadap lafaz Allah dimana Dewa "diuber-uber" oleh FPI tapi kemudian, ia menemukan "rumah" bernama NU, diterima dengan baik oleh KH. Hasyim Muzadi dan dibela habis-habisan oleh alm. Gus Dur.

Tapi apapun dan bagaimana pun karakter serta kontroversinya, Dhani tak bisa dilepaskan dari kehebatan dan keberhasilan Dewa menjadi salah satu grup band paling sukses, paling bersejarah, paling 'berkelas', dan paling "mengerti" terhadap kondisi psikis masyarakat, terutama anak muda, dgn lagu-lagu yang seakan-akan diciptakan untuk masing-masing penikmatnya.

Dhani dipuja sedemikian rupa, sebagaimana ia kemudian dicaci dengan hebatnya, pada akhirnya. Tentu saja oleh orang-orang yang berbeda dengannya, dan menganggapnya sudah terlalu jauh "menyimpang". 

Hal demikian terjadi, terutama ketika ia "menceburkan" diri dalam dunia politik yang "sadis" dan cenderung radic, menghajar yang tidak disukainya, termasuk pemerintahan yang sedang berkuasa. 

Ada yang heran dan menyayangkan dengan perubahan Dhani yang seperti itu, sebagian. Tapi hidup soal pilihan, dan Dhani menikmati itu dengan segala konsekuensi yang ia tahu sejak dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun