Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

"We Proud of You, Khabib!"

8 Oktober 2018   19:23 Diperbarui: 8 Oktober 2018   19:26 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarahan dan rasa muak Khabib ditunjukkan di lapangan. Melalui jalur kemenangan. Khabib emosional, dan karena itulah ia "menggebuk" tim McGregor yang ketahuan masih berteriak rasis dan menghinanya dari luar ring. Saya melihat betul bagaimana emosionalnya, dan saya membayangkan bagaimana "rasa puas" setelah mempecundangi mereka semua, meski tentu saja banyak yang menyayangkan perilaku buas itu, termasuk ayahnya. Tapi Khabib punya alasannya.

"Tapi dia (McGregor) membicarakan agama saya, negara saya, ayah saya. Ini olahraga terhormat, bukan olahraga adu mulut. Saya ingin mengubah itu. Jangan bicara soal agama dan negara seseorang!" tegasnya.

McGregor, tim, dan pendukungnya diam. Tak lagi banyak bacot seperti sebelumnya. Khabib yang garang tapi ramah memilih diam untuk membuktikan. Kalau saya diperlakukan begitu, -dinyinyiri agama, negara, dan ayahnya-, tentu saja tak akan tinggal diam. Manusia biasa. Khabib terlihat biasa saja, meski saya melihat kemarahan dalam dirinya. Mungkin semangat itu juga yang membuatnya tampil jauh melebihi perkiraan lawannya.

Saya bangga dengan kemenangan itu. Rasa marah dan jijik kepada McGregor seperti terpuaskan ketika ia duduk pasrah meratapi nasib dan kekalahannya. Bukan hanya soal pertandingan saja, tapi bagi saya itu kemenangan atas perilaku rasis, songong, dan congkak. Tentu saja juga kemenangan atas sosok yang nyinyir karena melakukan perilaku dan ketaatan agama tertentu.

Saya semakin rajin ngulik pertandingan itu, melihat video Khabib yang lainnya. Di Youtube, termasuk ketika ia bergulat dengan beruang saat masih kecil. Luar biasa.

Bagi saya, entah kenapa ia tampil seperti seorang pembela agama dan kemanusiaan. Muslim yang spartan. Mengingatkan banyak orang pada sosok seperti Abu Bakar dan Khalid bin Walid.

Rasa kagum saya semakin besar ketika menyaksikan beberapa statementnya yang sangat akrab dan khas. Ia tidak meninggalkan identitas agamanya sebagai seorang Muslim, dan bahkan bangga mempertontonkannya di tengah kumpulan orang yang tak se-agama dengannya. Kita menyebutnya sikap dan perilaku religius. Termasuk juga gaya menunjuk ke atas itu, penuh makna.

Saya kagum atas kalimat yang diucapkan saat sebelum dan sesudah bertanding, dan semua itu tak diucapkan oleh seorang penceramah, melainkan sosok yang garang dan menakutkan saat di dalam Oktagon. Khabib juga mengajarkan seauatu yang penting, bahwa cara terbaik untuk menghormari lawan yang menghinamu adalah dengan mempermalukan mereka melalui prestasi dan kemenangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun