Lalu, apakah rakyat Jakarta, yang oleh banyak kalangan dianggap lebih rasional, juga akan memilih calon dengan tipologi "kecenderungan baru" seperti itu? Saya pribadi berharap tidak. Semoga tidak. Saya percaya, sebagaimana tahun 2012 lalu, rakyat Jakarta lebih memilih sosok yang membumi, sopan-santun, ngemong, tidak berjarak dengan rakyat, mengajak rakyat membangun bersama, sekaligus sosok yang berprestasi, bekerja, ada hasil dan perubahannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!