****
Kecantikan ciptaan tuhan menaklukkan si raja gombal.
Sang penggombal berlutut dalam puisi yang membual.
Mata dan bibir indah laksana umpan menawan.
sungguh sayang bila tidak dirasakan.
Dalam goresan indah pujian puisi dan gending nyanyian.
Menyala terang dalam kabut gulita mematikan aroma yang merasuk dusta.
Bulan engkau putri yang meratui kerajaan hati.
Pikatanmu memaksa aku berhenti untuk berpaling dan kembali.
Kembali memujimu dengan rayu gombal yang kesekian kali.
Tidak pernah letih untuk bermimpi.
Namun sayang bulan sudah dipinang.
Kesedihan menjadi teman abadi sang pemuji.
Tetes air mata dan darah tidak terhiraukan.
Berjumpa bulan dalam khayalan menjadi pengobat hati.
Kegersangan yang hakiki terjawab semu dengan kabar sunyi.
Melupakan bulan sangat susah sekali.
Memimpikan bulan tidak pernah muncul kembali.
Bulan menjauh..pemuji semakin hancur luluh.
Bersama bulan..pemuji hapuskan hidupnya dalam takdir diri
Mematikan semua hasrat cinta dalam pelarian.
Pergi menjauh dari rasa kehilangan..
_kimmy ahmad_
Surabaya, 6 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H