Musrin Muladin, S.Pd
SMP Negeri 37 Buton
CGP Kabupaten Buton-Angkatan 5
Alhamdulillah sampai saat ini Allah masih memberikan kesehatan agar dapat terus beraktifitas dengan baik. Dengan anugerah kesehatan saya dapat menuliskan refleksi mingguan modul 1.4. Pada modul ini saya mulai diarahkan pada pengetahuan baru tentang hal-hal positif yang dapat diterapkan di sekolah seperti membuat keyakinan kelas, memahami posisi kontrol, disiplin positif, dan segitiga restitusi.
Dengan melakukan refleksi ini diharapkan seorang calon guru penggerak senantiasa belajar serta belajar menilai diri agar dapat meningkatkan kemampuan dirinya di masa depan. Jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci dalam pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik serta menumbuhkan ketrampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis.Â
Model refleksi yang Saya pakai adalah Model 8: Model Driscoll.
A. WHAT? (Deskripsi dari peristiwa yang terjadi)
1. Apa yang terjadi?
Kegiatan modul 1.4 mulai dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2022. Pada modul 1.4.diawali dengan 1.4.a.3. Mulai dari diri 1.4.a.4. Eksplorasi Konsep, 1.4.a.5. Ruang Kolaborasi - Kerja Kelompok, 1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi - Presentasi dan Diskusi Google Meet, dan  Aksi nyata, kesemuanya berhubungan dengan modul 1.4 tentang Budaya positif yang harus dituntaskan sampai dengan 29 Agustus 2022.
2. Apa yang Saya alami?
Modul 1.4 Budaya Positif ini, Tujuan Pembelajaran khususnya adalah mengaktifkan pengetahuan awal tentang dan apa yang telah dipelajari sebelumnya tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep budaya dan lingkungan positif di sekolah.Â
Mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah masing-masing dapat menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara. Seorang guru harus memahami tugasnya menuntun atau mendidik murid dengan mengarahkan dan mengenalkan pada karakter-karakter yang baik.
Dalam 1.4.a.4. Eksplorasi Konsep Budaya Positif,
Dalam Eksplorasi konsep untuk Budaya positif banyak wawasan baru yang saya dapat pada modul 1.4 ini dimana kita dibimbing menjadi seorang guru yang harus mampu menganalisis persoalan-persoalan yang terjadi di di sekolah dengan menggunakan teori-teori dan contoh-contoh relevan yang di sajikan dalam modul ini.Â
Kegiatan pembelajaran modul 1.4 ini, yaitu: (1) Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal, (2) Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi, (3) Keyakinan Kelas, (4) Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas, (5) Restitusi - Lima Posisi Kontrol, (6) Restitusi - Segitiga Restitusi. Rincian refleksi dari tiap-tiap sub pokok materi saya uraikan berikut ini:
1.4.a.4.1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal
Saya dapat memahami 'kontrol' dari paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser serta miskonsepsi yang terjadi di kehidupan sehari-hari, serta dapat menjelaskan perubahan paradigma stimulus respon kepada teori kontrol. Saya juga melakukan refleksi atas penerapan praktik disiplin yang dijalankan di sekolahnya. Dengan mempelajari modul ini saya  mulai memahami tentang disiplin yang sebenarnya agar dapat membentuk karakter kuat pada diri murid sehingga mereka dapat berinteraksi dimasyarakat dengan disiplin positif yang mereka miliki.
1.4.a.4.2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
Pada bagian ini saya memahami konsep disiplin positif dihubungkan dengan teori motivasi perilaku manusia, serta konsep motivasi internal dan eksternal. Materi dibagian ini juga membahas tentang motivasi instrik pada manusia terutama anak juga bagaimana kita diarahkan untuk memahami perbedaan perlakuan antara hukuman dan konsekuensi serta pengharagaan yang diberikan pada siswa dari setiap keberhasilan yang dicapai.Â
Melalui materi ini saya menyadari ternyata tidak semua reward itu baik untuk anak karena bisa jadi reward yang kita berikan telah menghilangkan kebahagiann yang muncul pada diri murid serta konsep dari restitusi yang dapat memunculkan disiplin positif pada anak dengan menggunakan restitusi.
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas
Saya dapat memahami pentingnya memiliki keyakinan kelas sebagai dasar dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas. Keyakinan kelas juga akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas dan pada akhirnya akan menciptakan budaya positif yang terus membudaya jika dilakukan secara kontinu.
1.4.a.4.4. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
Sebagai seorang penddik perlu kita memahami bahwa setiap tindakan murid dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yang berbeda-beda dan agar menjadi individu yang selamat dan bahagia, kebutuhan dasar harus terpenuhi secara positif.Â
Kebutuhan  yang dimiliki manusia antara laian kebutuhan bertahan hidup, kasih saying dan rasa diterima, kebebasa, kesenangan, dan penguasaan. Saya memahami bahwa kebutuhan dasar dapat dipenuhi dengan cara positif atau negatif oleh karena itu peran guru adalah memberdayakan anak agar dapat memenuhi kebutuhannya secara positif.
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol
Pada bagian ini saya dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya. Saya dapat mengetahui dan menerapkan disiplin restitusi di posisi pemantau dan manajer agar dapat menciptakan lingkungan positif, aman, dan nyaman dan dapat menghasilkan murid-murid yang lebih mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab.
1.4.a.4.6. Restitusi - Segitiga Restitusi
Pada bagian restitusi ini saya memahami dan menerapkan restitusi melalui tahapan dalam segitiga restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah agar menjadi murid merdeka. Bagian ini pada LMS kami disajikan video yang mengarahkan bimbingan pada murid dengan menerapkan segitiga restitusi.
1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok
Pada tahap ruang kolaborasi ini, saya akan berkolaborasi dengan Saya lain untuk membuat komunitas praktisi. Ruang kolaborasi ini akan terbagi menjadi dua bagian yaitu kerja kelompok (3JP) dan forum diskusi sinkronus bersama fasilitator dan di damping oleh pengajar praktik dari tiap kelompok untuk mengawasi jalannya ruang kolaborasi. Pada sesi ini, Saya akan melakukan kerja kelompok dengan ketentuan sebagai berikut.
Dalam kelompok masing-masing, pelajari 4 kasus yang disediakan. Lakukan analisis mendalam terhadap kasus-kasus yang disediakan dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di tiap kasus yang disajikan.
1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Presentasi dan Diskusi
Diskusi Google Meet, dengan durasi : 3 JP, Â dengan Presentasi dan Diskusi .Pada sesi dua di ruang kolaborasi ini, Saya akan berdiskusi secara virtual bersama fasilitator dengan ketentuan sebagai berikut:
Setiap kelompok akan menyajikan hasil analisis studi kasus yang telah didiskusikan dalam kerja kelompok sebelumnya. Setiap kelompok penyaji akan mendapatkan satu kelompok hadirin yang bertugas memberikan tanggapan atau masukan konstruktif atas presentasi kelompok penyaji.Â
Tentunya setelahnya kelompok lain dipersilakan memberikan tanggapan mereka juga. Perhatikan rubrik penilaian forum diskusi pada Rubrik Penilaian Ruang Kolaborasi. Pada ruang kolaborasi kali ini saya berperan sebagai pemateri dan Alhamdulillah kegiatan diskusi kami berjalan dengan lancar.
1.4.a.6.1 Demontrasi Kontekstual 1.4
Implementasi dalam ruang demontrasi kontekstual untuk Budaya positif pada modul 1.4 ini sesuai dengan petunjuk dari LMS tentang penerapan segitiga restitusi dengan dua kasus yang berbeda.Â
Kasus yang saya adegankan pada demontrasi kontekstual di sekolah saya yaitu siswa yang membuang sampah sembarangan dan penanganan siswa dengan masalah buku catatan seorang siswa yang dipinjamkan pada temannya namun setelah dikembalikan buku catatan tersebut terdapat ada beberapa bagian yang robek.Â
Dengan menggunakan segitiga restitusi pada dua kasus yang berbeda  saya menyadari ternyata selama ini saya salah dalam menangani masalah siswa karena menggunakan nada yang agak kasar pada siswa yang mengakibatkan siswa melakukan konsekuensi dari tindakannya dengan penuh paksaan.
1.4.a.7.1 Elaborasi Pemahaman 1.4
Diskusi Google Meet, dengan durasi : 2 JP. Pada sesi dua di ruang Elaborasi ini, Saya berdiskusi secara virtual bersama instruktur dengan instruktur mendemontrasikan pengetahuan dan konsep-konsep penting dalam modul budaya positif 1.4.
1.4.a.8.1 Koneksi Antar materi 1.4
Pada bagian koneksi antar materi 1.4 saya membuat sebuah tulisan dengan mengaitkan materi budaya positif dengan pemikiran KHD juga nilai dan peran guru penggerak, serta visi guru penggerak dalam koneksi antar materi yang saya buat. Pada ruang koneksi antar materi saya juga membuat rancangan aksi nyata yang akan dijadikan acuan pada pelaksanaan aksi nyata di sekolah.
1.4.a.9.1 Aksi Nyata 1.4
Sesuai dengan petunjuk pada LMS kami diberi waktu 4 minggu untuk menjalankan dua hal, yaitu mengimplementasikan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif di Lingkungan kelas dan membagikan pemahaman dan pengalaman dalam menerapkannya kepada rekan-rekan saya di sekolah.Â
Kegiatan yang telah saya lakukan pada minggu ini dengan melalukan koodinasi dengan pimpinan untuk izin kegiatan aksi nyata dan kesepakatan kelas dan setelah itu saya akan lakukan observasi dari tindakan yang saya lakukan dan akan dilanjutkan dengan membagikan hasil aksi nyata pada rekan sejawat di sekolah.
B. SO WHAT? (Analisis dari peristiwa yang terjadi)
1. Bagaimana perasaan Saya pada saat peristiwa itu terjadi?
Dalam 1.4.a.4. Eksplorasi Konsep Budaya Positif, saya sangat senang karena dapat belajar untuk memahami miskonsepsi tentang kontrol dan selanjutnya mengadakan perubahan paradigma stimulus-respon menjadi teori kontrol.Â
Saya juga melakukan refleksi atas penerapan praktik disiplin yang dijalankan di sekolahnya, Saya dapat memahami konsep disiplin positif dihubungkan dengan teori motivasi perilaku manusia, serta konsep motivasi internal dan eksternal,Â
Saya dapat memahami pentingnya memiliki keyakinan kelas sebagai dasar dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, yang pada akhirnya akan menciptakan budaya positif,Â
Saya dapat mengetahui dan menerapkan disiplin restitusi di posisi pemantau dan Manajer agar dapat menciptakan lingkungan positif, aman, dan nyaman dan dapat menghasilkan murid-murid yang lebih mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab.
Dalam 1.4.a.5. Ruang Kolaborasi - Kerja Kelompok, Pada tahap ruang kolaborasi ini, seperti biasa selalu ada kolaborasi dengan teman sekelompok dan  lainnya untuk membuat komunitas praktisi. Dalam 1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi - Presentasi dan Diskusi Google Meet Saya akan berdiskusi secara virtual bersama fasilitator dan menyampaikan hasil kolaborasi dengan teman sekelompok.Â
Pada impelementasi konsep yang diawali dengan demontrasi kontekstual saya menyadari banyak melakukan kesalahan dalam penyelesaian masalah pada murid selama ini karena banyak menerapkan posisi sebagai penghukum dan akibatnya siswa melakukan sebuah konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dengan perasaan terpaksa akibat posisi peran kontrol diri seorang guru yang sebagai penghukum.
Kegiatan berikutnya yang lebih menambah wawasan saya ketika berdiskusi pada forum elaborasi pemahaman yang dibimbing oleh instruktur guna menambah penguatan terhadap pemahaman kami sebagai calon guru penggerak pada modul budaya positif.Â
Pada ruang koneksi antar materi saya membuat tulisan dengan mengaitkan seluruh materi pada modul 1. Mulai dari pemkikiran Ki Hajar Dewantara, Nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, dan budaya positif dan  merancang sebuah aksi nyata untuk pelaksaan aksi nyata.Â
Sesuai dengan rancangan aksi nyata saya melakukan koordinasi dengan kepala sekolah agar mendapatkan izin pelaksanaan aksi nyata dan melakukan tindakan sesuai dengan modul budaya positif dan petunjuk pada LMS aksi nyata.
C. NOW WHAT? (Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)
1. Apakah kejadiannya akan berbeda jika pada saat itu Saya mengambil langkah yang berbeda?
Saya berkeyakinan bahwa saya mampu melaksanakan proses belajar mengajar pada tahap berikutnya dengan lebih baik. Dari pengalaman yang saya dapat akan bisa menjadi bekal saya untuk menemukan solusi dari setiap permasalahan.Tindakan awal yang akan diambil adalah dengan membuat keyakinan kelas.Â
Keyakinan kelas itu hanya langkah awal dalam penanaman budaya positif. Ada beberapa langkah lagi yang akan diambil untuk membiasakan budaya positif tertanam dan terbiasa dilakukan peserta didik.Â
Apabila dalam proses pendidikan dan pengajaran mengalami masalah saya akan menerapkan segitiga restitusi untuk membantu murid /memberi solusi untuk memperbaiki kesalahannnya. Dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pendidik, saya akan berusaha seoptimal mungkin menerapkan nilai-nilai guru penggerak untuk mencapai visi yang sudah ada berlandaskan budaya positif yang diterapkan.
2. Di mana Saya bisa mendapatkan informasi tambahan agar bisa siap ketika menghadapi peristiwa serupa di masa depan?
Dari modul yang ada, produk yang diposting di internet sehingga jika suatu ketika mendapatkan kondisi dan permasalahan yang sama bisa dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam menyelesaikannya.
3. Dukungan apa yang Saya butuhkan agar bisa menindaklanjuti refleksi Saya ?
Keterlibatan seluruh unsur yang ada di sekolah sangat dibutuhkan untuk membangun budaya positif yang berpihak pada murid menerapkan restitusi melalui tahapan dalam segitiga restitusi, tidak bisa hanya dibuat oleh calon guru penggerak saja. Guru lain/teman sejawat, peserta didik, kepala sekolah dan pemangku kebijakan di sekolah harus dilibatkan.
4. Bagian mana yang sebaiknya Saya kerjakan lebih dulu?
Bagian yang sebaiknya Saya kerjakan lebih dulu adalah sesuai jadwal di lms, dimulai dari Mulai dari diri - Budaya Positif, 1.4.a.4. Eksplorasi Konsep Budaya Positif, 1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi - Presentasi dan Diskusi Google Meet, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan diakhiri dengan kegiatan aksi nyata.
5. Setelah Anda melakukan pembelajaran ini, apa hal baru yang ingin Anda bagikan kepada rekan atau lingkungan Anda?
Sebagai langkah awal saya mempelajari modul-modul yang tersedia dalam budaya positif sehingga saya menguasai konsep dari teori yang tersedia dan dalam membangun budaya positif yang berpihak pada murid menerapkan restitusi melalui tahapan dalam segitiga restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah agar menjadi murid merdeka.
# Salam Guru Penggerak
# salam merdeka belajar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H