Mohon tunggu...
Musri Nauli
Musri Nauli Mohon Tunggu... Administrasi - Media Ekspresi untuk melihat problema hukum, gejala-gejala sosial dan alam kosmologi Rakyat Indonesia

Saya mencatat peristiwa disekitar saya yang sering diperlakukan tidak adil. Dari kegelisahan saya, saya bisa bersuara. Saya yakin, apa yang bisa saya sampaikan, akan bermakna suatu hari nanti.\r\nLihat kegelisahan saya www.musri-nauli.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mencari “Pemimpin

4 Juni 2014   15:57 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:25 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu juga pemimpin sering diibaratkan seperti pohon Beringin. “Pohonnya rindang tempat berteduh. Akarnya besar tempat Bersilo.

Pemimpin dihormati masyarakat dapat menjadi pengayom. Tempat berlindung masyarakat dari berbagai persoalan. Tempat “bercerita” bertukar pikiran terhadap persoalan sehari-hari. Tempat “bercengkrama” dan bersenda gurau. Tempat “bersuka ria” melewati persoalan.

Pemimpin yang baik “Tempat orang bertanyo. Tempat orang bercerito”. Ketika masyarakat hendak menyelesaikan berbagai persoalan, pemimpin merupakan orang pertama yang diminta pendapat. Pemimpin tempat “mengadukan” dan menemukan jawaban dari persoalan.

Masyarakat menemui pemimpin ketika “hendak pergi”. Tempat bertanya berbagai tempat yang hendak dituju. Tempat orang bertanya berbagai hal tentang tempat yang dituju.

Pemimpin yang baik “tempat” orang bercerita setelah datang dari tempat yang jauh. “tempat” bercerita tempat yang telah didatangi. Tempat orang menyampaikan berbagai peristiwa setelah kedatangan tempat yang telah dituju.

Begitu tinggi penghormatan kepada pemimpin sering diujarkan “Alam sekato Rajo. Negeri sekato batin”.

Begitu agung dan dihormati pemimpin, masyarakat akan mengikuti setiap perintah, setiap perkataan dari pemimpin. Setiap perkataan dan perintah dari pemimpin sebagai bentuk pemimpin yang dihormati.

Mereka “menyerahkan” hidupnya. Menyerahkan masa depannya kepada pemimpin.

Pemimpin yang baik tidak akan mencoba “menyakiti” rakyatnya. Tidak boleh mengkhianati rakyat. Tidak boleh “berbohong”. Tidak boleh bertindak tidak adil. “Belah bambunya”. Satu diangkat. Satu diinjek (dipijak). Satu di untungkan namun yang lain dikorbankan.


Satu di bedakan. Satu diistimewakan. Satu diperlakukan tidak adil. Satu diperlakukan begitu kejam. Satu diperlakukan tidak pantas. Tidak boleh itu.

Kita sering mengenal ujaran “Rajo alim kami sembah, rajo zolim kami sanggah”. Jatuh dipemanjat. Jatuh di perenang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun