Mohon tunggu...
Musri Nauli
Musri Nauli Mohon Tunggu... Administrasi - Media Ekspresi untuk melihat problema hukum, gejala-gejala sosial dan alam kosmologi Rakyat Indonesia

Saya mencatat peristiwa disekitar saya yang sering diperlakukan tidak adil. Dari kegelisahan saya, saya bisa bersuara. Saya yakin, apa yang bisa saya sampaikan, akan bermakna suatu hari nanti.\r\nLihat kegelisahan saya www.musri-nauli.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencari Raja

7 Juni 2014   04:07 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:54 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang Raja tidak mengenalnya. Dia anak tukang kayu. Badannya kecil. Kurus, Kulitnya hitam terbakar matahari. Langkahnya cepat. Larinya kencang.

Dia sering “dilihat” dipasar. Datang tanpa berita. Pulang tanpa kabar. Sering hilang di kerumanan pasar. Namun mudah ditemui di gelanggang keramaian. Tidak mempunyai punggawa. Tapi orang berbaris di belakangnya.

Kesaktiannya 'sudah diuji”. Sering berkelahi di gelanggang. Sering menang di keramaian.

Sang Raja “bergembira'. Dikirimkan utusan agar “anak tukang kayu” bersedia menemui Sang Raja.

Tapi apa daya. Utusan yang dikirim tidak mau ditemui “si Anak tukang kayu”. Dia tidak hirau panggilan Sang Raja. Dia lebih suka di gelanggang keramaian daripada datang ke istana.

Hati Sang Raja “kecewa'. Hati sang Raja terluka.

Hati Sang Raja semakin masyul. Raja harus memilih “Putra bangsawan” atau si anak tukang kayu.

Dengan terpaksa Sang Raja kemudian “memilih” Putra bangsawan. Sang Raja harus mengamankan kerajaan. Sang Raja harus memikirkan kelangsungan kerajaan.

Namun rakyat di alun-alun tidak terima dengan keputusan Sang Raja. Rakyat meminta agar dilakukan “sayembara” yang dilangsungkan di alun-alun.

Sang Raja tidak berdaya. Akhirnya Sang Raja mengikuti “kehendak” rakyat di alun-alun.

Maka diadakan sayembara. Ditentukan waktu sayembara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun