Tujuan menggunakan berbagai “kesesatan” selain menguji logika yang telah disusun, sekaligus juga strategi untuk mematahkan logika yang tidak bisa dibantah. Dengan kesesatan ini, maka pihak lawan kemudian berhasil menggiring dan tidak menerima logika yang telah disampaikan.
Menangkis logika yang telah menjadi pengetahuan orang banyak justru akan berdampak. Informasi yang sudah pasti dan kebenaran yang telah diketahui tidak perlu diperdebatkan.
Persoalan kejahatan masa perang dunia kedua, tidak boleh dianggap remeh. Mengalihkan ataupun mencoba mencari kesalahan dan mengaitkan dengan logika yang bertentangna justru akan terlindas dengan putaran itu sendiri.
Kesesatan ini akan mudah ditandai dari kepentingan jangka pendeka (vested interested).
Tinggal kita dengan jernih melihat bagaimana “logika” yang telah disusun kemudian ditangkis dengan “kesesatan”. Cara ini justru menjadi kita bisa mengukur sang lawan debat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H