Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Parni Hadi, Pejuang Wong Cilik, Apa Saya Masih Jadi Pejuang?

14 Juni 2016   09:09 Diperbarui: 15 Juni 2016   04:44 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menurut Pak Parni, orang miskin harus disiplin.  Tidak mungkin bisa merubah nasib dan maju kalau tidak disiplin.  Pendidikan sebagai kunci untuk meraih kemajuan, mustahil bisa diraih, jika tidak disiplin.

Pandangan dan pemikiran Pak Parni, saya amini 100 persen.   Dalam menjalani kehidupan, saya diajarkan untuk disiplin oleh Dr. Fahmi Idris, mantan Menteri Tenaga Kerja RI dan mantan Menteri Perindustrian RI ketika saya aktif bersama beliau dan Dr. Fadel Muhammad, di Departemen Koperasi dan Wiraswasta DPP Golkar.  

Disiplin kemudian menjadi bagian dari hidup keseharian saya, tidak hanya disiplin waktu, tetapi juga disiplin pada cita-cita.  Setiap orang yang ingin maju, harus mempunyai cita-cita. Cita-cita yang ingin diraih harus terus diusahakan dan diperjuangkan perwujudannya dengan penuh disiplin dan konsisten.    

Selain itu, menurut Pak Parni,  harus bekerja keras, karena tanpa bekerja keras, tidak mungkin bisa maju dan sukses.  Juga harus jujur, santun, dan bertanggung jawab.  Kelima hal tersebut, kemudian dijadikan sebagai kode etik DD.

Disamping itu, menurut Pak Parni, harus cepat, cermat, tepat, hemat, bermanfaat dan bermartabat. Keenam tersebut dijadikan sebagai etos kerja DD.

Menurut saya, kita bisa belajar banyak hal dari Pak Parni dalam menjalani kehidupan ini, supaya kita terdorong untuk terus meningkatkan kualitas, agar bisa maju dan mampu bersaing dengan pihak lain, karena sekarang adalah era persaingan bebas.  Hanya mereka yang berkualitas, disiplin, bekerja keras dan konsisten, bisa memenangkan persaingan dalam seluruh lapangan kehidupan.

Kunci untuk mewujudkan itu semua, hanya satu kata “berjuang” dan yakin usaha sampai. Insya Allah saya akan terus berjuang untuk mewujudkan kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi mereka yang masih miskin, tergusur dan belum  beruntung dalam hidup ini.    

Allahu a’lam bisshawab   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun