Menurut Pak Parni, orang miskin harus disiplin. Tidak mungkin bisa merubah nasib dan maju kalau tidak disiplin. Pendidikan sebagai kunci untuk meraih kemajuan, mustahil bisa diraih, jika tidak disiplin.
Pandangan dan pemikiran Pak Parni, saya amini 100 persen. Dalam menjalani kehidupan, saya diajarkan untuk disiplin oleh Dr. Fahmi Idris, mantan Menteri Tenaga Kerja RI dan mantan Menteri Perindustrian RI ketika saya aktif bersama beliau dan Dr. Fadel Muhammad, di Departemen Koperasi dan Wiraswasta DPP Golkar.
Disiplin kemudian menjadi bagian dari hidup keseharian saya, tidak hanya disiplin waktu, tetapi juga disiplin pada cita-cita. Setiap orang yang ingin maju, harus mempunyai cita-cita. Cita-cita yang ingin diraih harus terus diusahakan dan diperjuangkan perwujudannya dengan penuh disiplin dan konsisten.
Selain itu, menurut Pak Parni, harus bekerja keras, karena tanpa bekerja keras, tidak mungkin bisa maju dan sukses. Juga harus jujur, santun, dan bertanggung jawab. Kelima hal tersebut, kemudian dijadikan sebagai kode etik DD.
Disamping itu, menurut Pak Parni, harus cepat, cermat, tepat, hemat, bermanfaat dan bermartabat. Keenam tersebut dijadikan sebagai etos kerja DD.
Menurut saya, kita bisa belajar banyak hal dari Pak Parni dalam menjalani kehidupan ini, supaya kita terdorong untuk terus meningkatkan kualitas, agar bisa maju dan mampu bersaing dengan pihak lain, karena sekarang adalah era persaingan bebas. Hanya mereka yang berkualitas, disiplin, bekerja keras dan konsisten, bisa memenangkan persaingan dalam seluruh lapangan kehidupan.
Kunci untuk mewujudkan itu semua, hanya satu kata “berjuang” dan yakin usaha sampai. Insya Allah saya akan terus berjuang untuk mewujudkan kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi mereka yang masih miskin, tergusur dan belum beruntung dalam hidup ini.
Allahu a’lam bisshawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H