Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Diplomasi Pendidikan dan Maritim Presiden Joko Widodo

25 April 2016   06:32 Diperbarui: 1 Mei 2016   19:46 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi maritim Indonesia. KOMPAS/RIZA FATHONI"][/caption]Presiden Joko Widodo telah selesai melakukan kunjungan kenegaraan dengan sukses selama lima hari di empat negara Eropa yaitu Jerman, Inggris, Belgia dan Belanda.

Sebagai wujud partisipasi dan dukungan saya terhadap hasil kunjungan Presiden Jokowi, saya menulis  artikel ini yang diberi  judul “Diplomasi Pendidikan dan Maritim Presiden Jokowi”.  

Menurut Wikipedia Ensiklopedia Bebas bahwa diplomasi adalah seni dan praktik bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi.

Kata diplomasi sendiri biasanya langsung terkait dengan diplomasi internasional yang biasanya mengurus berbagai hal seperti budaya, ekonomi, dan perdagangan.

Diplomasi pendidikan yang saya maksudkan dalam tulisan ini ialah upaya yang sungguh-sungguh, serius dan fokus yang langsung dilakukan oleh Presiden Jokowi untuk melakukan komunikasi dan negosiasi dengan negara sahabat yang dikunjungi dalam lawatan kenegaraan, yang harus ditindaklanjuti oleh para diplomat Indonesia, supaya negara sahabat memberi grant (dana) kepada putra-putri Indonesia untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan vokasi di negara mereka, selain memberi beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S1, S2, dan S3    

Sedang diplomasi maritim, yang saya maksudkan ialah upaya yang sungguh-sungguh, serius dan fokus oleh Presiden Jokowi untuk melakukan komunikasi dan negosiasi kepada negara sahabat yang dikunjungi, yang harus ditindaklanjuti  supaya komitmen ditandatangani bisa direalisir untuk membangun maritim Indonesia, bisa dalam bentuk investasi, bisa juga melatih putra-putri Indonesia supaya memiliki kepakaran (skill) di bidang kemaritiman.   

Diplomasi pendidikan dan maritim, sangat penting dan memberi prospek yang baik bagi bangsa Indonesia di masa depan.

Pertama, pendidikan merupakan kunci untuk meraih kemajuan dan kejayaan Indonesia di masa depan.  Pendidikan tidak hanya mengikuti proses belajar-mengajar di sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, tetapi juga yang tidak kalah penting ialah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kepakaran (skill) melalui pelatihan dan pendidikan vokasi yaitu vocational school dan vocational training.

Kedua, Indonesia diprediksi tahun 2028-2031 akan mengalami bonus demografi, di mana mayoritas penduduk Indonesia pada saat itu adalah usia produktif, yaitu usia antara 15-64 tahun.  

Menghadapi bonus demografi tersebut, tidak ada pilihan bagi pemerintah Indonesia saat ini kecuali mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.  Selain mewujudkan educationfor all, juga melakukan pelatihan dan pendidikan vokasi melalui kerjasama dengan berbagai negara, seperti dengan Jerman yang dihasilkan dari lawatan Presiden Jokowi di negara itu.

Ketiga, bangsa Indonesia telah memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community)  dan Masyarakat ASEAN (ASEAN Community) dan sudah berada di era masyarakat global.  Setiap bangsa di dunia dari berbagai negara dapat masuk ke Indonesia untuk membuka bisnis dan bekerja.  

Menghadapi era tersebut, merupakan keniscayaan bangsa Indonesia meningkatkan kualitas sumber daya manusia, supaya  mampu bersaing di ASEAN dan di masyarakat dunia serta bisa menjadi tuan di negara sendiri.

Keempat, tenaga kerja Indonesia, mayoritas masih berpendidikan tamat SMP dan tidak tamat SD.  Rendahnya pendidikan mayoritas masyarakat Indonesia, lebih diperparah karena tidak mempunyai kepakaran (keahlian).

Menghadapi realitas pendidikan dan kualitas tenaga kerja Indonesia yang masih rendah, maka di dalam negeri sangat penting ditingkatkan peran Kementerian Ketenagakerjaan RI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi RI  serta pemerintah daerah untuk semakin menggiatkan pelatihan untuk memberi kepakaran (skill) bagi pemuda-pemudi  Indonesia yang satu dan hal lain tidak bisa melanjutkan  pendidikan.

Di luar negeri, para Duta Besar dan diplomat Indonesia sangat penting melanjutkan diplomasi Presiden Jokowi di bidang pendidikan sebagaimana dikemukakan diatas.    

Kelima, merupakan realitas bahwa maritim Indonesia memiliki aneka macam kekayaan yang luar biasa, tidak hanya  berbagai macam jenis ikan, tetapi juga mutiara, gas, minyak dan sebagainya.  

Walaupun Indonesia sudah 70 tahun, kekayaan maritim Indonesia belum banyak di kelola dan dieksplorasi untuk sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat.

Oleh karena itu, saya menyambut dengan sangat gembira dan positif  hasil kunjungan Presiden Jokowi di Jerman yang menghasilkan kerjasama untuk melakukan pelatihan dan pendidikan vokasi. 

Selain itu, pengembangan ekonomi kreatif, scooping paper atau prinsip dasar atas kerja sama Indonesia dengan Uni Eropa tentang Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), dan terakhir adalah kerjasama pengembangan maritim dan pengelolaan air.

Rakyat Indonesia diharapkan terus berpartisipasi dengan memberi dukungan, semangat, dan ikut mengawasi Kementerian Luar Negeri RI dan kementerian terkait supaya menindaklanjuti hasil kunjungan Presiden Jokowi di empat negara tersebut.  

Di samping itu, para Duta Besar dan diplomat Indonesia di seluruh dunia diharapkan semakin meningkatkan diplomasi pendidikan dan maritim Indonesia yang diyakini sebagai pusat kemajuan dan kejayaan Indonesia di masa depan.

Allahu a’lam bisshawab  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun