[caption caption="Ilustrasi maritim Indonesia. KOMPAS/RIZA FATHONI"][/caption]Presiden Joko Widodo telah selesai melakukan kunjungan kenegaraan dengan sukses selama lima hari di empat negara Eropa yaitu Jerman, Inggris, Belgia dan Belanda.
Sebagai wujud partisipasi dan dukungan saya terhadap hasil kunjungan Presiden Jokowi, saya menulis artikel ini yang diberi judul “Diplomasi Pendidikan dan Maritim Presiden Jokowi”.
Menurut Wikipedia Ensiklopedia Bebas bahwa diplomasi adalah seni dan praktik bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi.
Kata diplomasi sendiri biasanya langsung terkait dengan diplomasi internasional yang biasanya mengurus berbagai hal seperti budaya, ekonomi, dan perdagangan.
Diplomasi pendidikan yang saya maksudkan dalam tulisan ini ialah upaya yang sungguh-sungguh, serius dan fokus yang langsung dilakukan oleh Presiden Jokowi untuk melakukan komunikasi dan negosiasi dengan negara sahabat yang dikunjungi dalam lawatan kenegaraan, yang harus ditindaklanjuti oleh para diplomat Indonesia, supaya negara sahabat memberi grant (dana) kepada putra-putri Indonesia untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan vokasi di negara mereka, selain memberi beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S1, S2, dan S3
Sedang diplomasi maritim, yang saya maksudkan ialah upaya yang sungguh-sungguh, serius dan fokus oleh Presiden Jokowi untuk melakukan komunikasi dan negosiasi kepada negara sahabat yang dikunjungi, yang harus ditindaklanjuti supaya komitmen ditandatangani bisa direalisir untuk membangun maritim Indonesia, bisa dalam bentuk investasi, bisa juga melatih putra-putri Indonesia supaya memiliki kepakaran (skill) di bidang kemaritiman.
Diplomasi pendidikan dan maritim, sangat penting dan memberi prospek yang baik bagi bangsa Indonesia di masa depan.
Pertama, pendidikan merupakan kunci untuk meraih kemajuan dan kejayaan Indonesia di masa depan. Pendidikan tidak hanya mengikuti proses belajar-mengajar di sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, tetapi juga yang tidak kalah penting ialah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kepakaran (skill) melalui pelatihan dan pendidikan vokasi yaitu vocational school dan vocational training.
Kedua, Indonesia diprediksi tahun 2028-2031 akan mengalami bonus demografi, di mana mayoritas penduduk Indonesia pada saat itu adalah usia produktif, yaitu usia antara 15-64 tahun.
Menghadapi bonus demografi tersebut, tidak ada pilihan bagi pemerintah Indonesia saat ini kecuali mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Selain mewujudkan educationfor all, juga melakukan pelatihan dan pendidikan vokasi melalui kerjasama dengan berbagai negara, seperti dengan Jerman yang dihasilkan dari lawatan Presiden Jokowi di negara itu.
Ketiga, bangsa Indonesia telah memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) dan Masyarakat ASEAN (ASEAN Community) dan sudah berada di era masyarakat global. Setiap bangsa di dunia dari berbagai negara dapat masuk ke Indonesia untuk membuka bisnis dan bekerja.