Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saatnya Rakyat Jelata Dilindungi dari Penggusuran

1 April 2016   09:10 Diperbarui: 1 April 2016   09:16 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pertanyaannya, apakah dengan penggusuran yang disebut “penertiban” yang dilakukan, tujuan Indonesia merdeka yaitu “memajukan kesejahteraan umum”, begitu pula, “mencerdaskan kehidupan bangsa”, terwujud sesuai amanat pembukaan UUD 1945?

Dalam realitas, jauh panggang dari api.  Rakyat jelata tetap rakyat jelata. Seolah Tuhan telah menakdirkan mereka dan anak cucunya menjadi rakyat jelata, yang miskin, kurang pendidikian dan terkebelakang.

Pada tataran tersebut, nurani dan akal sehat kita bertanya, apakah tujuan Indonesia merdeka yang ingin diwujudkan melalui pembangunan, rakyat jelata selalu dikorbankan demi alasan pembangunan?

Menurut saya, pembangunan adalah untuk memajukan seluruh bangsa Indonesia. Tidak boleh ada penggusuran tanpa musyawarah dang ganti untung yang memadai. Mereka adalah rakyat kita dan bangsa kita yang harus dilindungi, diberdayakan dan dimajukan.

Sebagai sosiolog, saya amat prihatin dan sedih, para elit politik, partai politik, pejabat negara dan media tidak peduli kepada mereka.  Pada hal Hadist Nabi Muhammad SAW mengatakan “Innamaa tunsharuuna wa turzaquuna bi dhua’afaaikum” (Sesungguhnya kalian ditolong dan menjadi kaya karena jasa orang-orang lemah (rakyat jelata).    

Tidak ada yang bisa menang dalam pemilihan legislatif dan eksekutif, tanpa dipilih oleh rakyat jelata (wong cilik), karena mereka merupakan mayoritas dari penduduk di negeri ini, dan di DKI Jakarta. Maka lindungi mereka, berdayakan, majukan dan sejahterakan mereka, setelah menang dan berkuasa.

Allahu a’lam bisshawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun