Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pemerintahan SBY Sebaiknya Tidak Seperti Kuda yang Harus Dipecut

30 Maret 2014   19:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13961601721919365232

Pada hal walaupun merujuk batas miskin yang ditetapkan Bank Dunia (World Bank)  sebesar 2 dolar Amerika Serikat perhari atau 60 dolar perbulan yaitu sekitar Rp 24.000/hari atau Rp 720.000/bulan, penghasilan sebesar itu, jauh dari mencukupi untuk bebas dari kemiskinan, akibat mahalnya sembilan bahan pokok (sembako) dan berbagai keperluan hidup lainnya.

Meninggggalkan Sistem Lama

Untuk membebaskan mayoritas rakyat Indonesia dari kemiskinan, berdasarkan pengalaman selama 68 tahun Indonesia merdeka, tidak mungkin bisa membebaskan orang-orang miskin seperti Badri dan keluarganya, dan Aisyah, kecuali meninggalkan sistem lama yang diamalkan selama ini, dengan kembali menjalankan sistem dan tujuan yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu " yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan .......".

Ketiga kata yang saya kemukakan di atas yaitu "melindungi",  "memajukan" dan "mencerdaskan"  sesuai konteks kalimat berikutnya adalah bersifat perintah.   Artinya, pemerintah harus aktif melindungi, memajukan dan mencerdaskan bangsa Indonesia tanpa kecuali.

Untuk melindungi, memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak mungkin berhasil tanpa ada aksi pemihakan (affirmative action) dengan perlakuan khusus (special treatment) kepada mereka yang lemah seperti Badri dan Aisyah.

Selama ini pemberantasan kemiskinan tidak pernah disertai dengan aksi pemihakan dan perlakuan khusus kepada mereka yang miskin.  Yang terjadi dilapangan kehidupan adalah memberi kebebasan bersaing, sehingga berlaku hukum rimba, yang besar memakan yang kecil.

Oleh karena itu, kalau mau memberantas kemiskinan, pemerintah harus merubah paradigma dengan melaksanakan tiga kata yaitu "melindungi", "memajukan" dan "mencerdaskan", yang berintikan kepada pemberian pemihakan dan perlakuan khusus kepada orang-orang miskin.

Salah satu masalah yang saya kemukakan dalam wawancara dengan TV ONE yaitu menghapus ketidakadilan dalam pelaksanaan pendidikan gratis.  Oleh karena dalam pelaksanaan pendidikan gratis, yang menikmati  adalah anak-anak dari mereka yang berkemampuan ekonomi cukup yaitu dari anak-anak kelas menengah dan kelas atas.   Sementara, mereka yang tidak mempunyai kemampuan ekonomi, mayoritas tidak memperoleh pendidikan gratis di SMP dan SMA, karena anak-anak miskin tidak mempunyai kemampuan bersaing untuk masuk ke sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas  karena yang diterima adalah mereka yang mempunyai nilai akademik yang tinggi sesuai hasil ujian nasional dan ujian akhir sekolah.

Cara Membebaskan Kemiskinan

Pendekatan melalui pembangunan ekonomi, tidak akan berhasil mengurangi apalagi membebaskan rakyat Indonesia dari kemiskinan.

Satu-satunya cara yang sudah terbukti bisa membebaskan rakyat miskin dari kemiskinan ialah melalui pendidikan. Akan tetapi, mesti pendidikan yang mencerahkan, menyadarkan dan memberdayakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun