Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Melawan Babinsa dan Kecurangan Pilpres

6 Juni 2014   13:04 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:03 5186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14020175001806814098

Cegah Kecurangan pilpres

Apa yang dilakukan anggota Babinsa tersebut harus dilawan dan dihentikan termasuk harus dilawan kalau ada yang memerintah anggota Babinsa untuk mendatangi rumah-rumah guna mengarahkan rakyat supaya memilih salah satu calon Presiden.

Siapapun yang dipilih mayoritas rakyat Indonesia dari dua calon Presiden dan calon Wakil Presiden yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), harus diterima dan dihormati, tetapi kemenangan yang diperoleh harus dan wajib melalui pemilu yang langsung umum bebas dan rahasia (luber) serta jujur dan adil (jurdil).

Tidak boleh kemenangan dengan menghalalkan segala cara seperti mengunakan aparat negara seperti Babinsa untuk meraih kemenangan termasuk melakukan politik uang dan kampanye hitam.  Karena jika hal itu dilakukan, maka rakyat akan bangkit melakukan perlawanan.    Kalau hal itu terjadi, maka bangsa dan negara republik Indonesia yang kita cintai ini akan mengalami kekacauan dan kehancuran.

Saya yakin TNI dan seluruh bangsa Indonesia ingin bangsa dan negara ini tetap utuh, damai, tenang dan maju siapapun yang terpilih dalam pemilihan Presiden 9 Juli2014.

Oleh karena itu, semua bentuk kecurangan dalam pemilihan Presiden harus dihentikan.  Kita tidak boleh menolerir setiap bentuk kecurangan karena kecurangan akan menghadirkan keributan dan kekacauan.

Sebagai bentuk tanggung jawab untuk mewujudkan pemilu yang luber dan jurdil, kita harus melawan dan menghentikan siapapun juga yang coba-coba melalukan kecurangan, termasuk menggunakan aparat negera untuk kepentingan memenangkan pemilihan Presiden 9 Juli 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun