Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Musni Umar: Premanisme Tidak Pernah Habis

13 Februari 2015   15:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:16 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_396576" align="aligncenter" width="588" caption="Ilustrasi razia preman. (Kompas.com/Robertus Belarminus)"][/caption]

Pagi ini (13/2/2015) Kompas menurunkan berita di halaman depan "Polisi memberi jaminan keamanan di Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya dengan menangkap 3.000 preman. Warga Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya, patut bersyukur karena polisi memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat, yang belakang ini menghadapi rasa tidak aman. Pertanyaannya, mengapa premanisme tidak pernah habis, dan tidak pernah tercipta kondisi yang benar-benar aman untuk kurun waktu yang panjang. Setidaknya terdapat 5 (lima) penyebab yang mendasari.

Pertama, akar masalah dari persoalan premanisme yang dihadapi masyarakat bawah yaitu pengangguran dan kemiskinan belum bisa diatasi. Akibatnya, residu dari persoalan sosial yang amat kompleks, paling banter hanya bisa diredam oleh polisi dengan menangkap para preman.

Kedua, hulu dari persoalan premanisme yaitu cara pandang, sikap mental, perilaku serta persoalan sosial ekonomi yang tidak pernah ditangani secara tuntas. Karena tidak ditangani penyebab utama premanisme, maka para preman yang sudah ditangkap polisi, setelah keluar dari tahanan, kembali melakukan profesi semula.

Ketiga, tidak ada pembinaan berkelanjutan. Para preman setelah keluar dari tahanan polisi, lingkungan sosial mereka mendorong untuk melakukan kembali premanisme.

Keempat, persoalan perut. Para preman tidak mempunyai pendidikan tinggi dan tidak pula mempunyai kepakaran (skill). Satu-satunya pekerjaan yang bisa dilakukan untuk bertahan hidup, ialah dengan melakukan premanisme.

Kelima, pemerintah tidak mempunyai program nyata untuk memberdayakan dan memajukan mereka. Maka untuk menciptakan ketenangan dan ketenteraman di masyarakat, para preman yang sering melakukan kejahatan di jalanan dan di lingkungan permukiman, hanya ditangkap kemudian dilepas kembali dari tahanan.

Cara Mengatasi

Premanisme dalam segala bentuknya merupakan penyakit sosial yang sejatinya diatasi secara tuntas. Akan tetapi, mengatasi premanisme tidak mudah.

Pertama, memerlukan sinergi instansi pemerintah. Pemerintah daerah dalam rangka otonomi daerah, tidak mempunyai pilihan kecuali melakukan kerja sama dengan semua instansi terkait untuk mengatasi premanisme.

Kedua, perlu revolusi mental. Para preman yang ditangkap dalam operasi pengamanan, wajib mengikuti “motivation camp” yang dilaksanakan instansi pemerintah atau swasta untuk melatih mereka mengubah pola pikir, perilaku dan tindak-tanduk dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun