Panduan kadar LDL
Sulitnya lagi, banyak orang yang belum mengenal peran LDL dalam pembentukan plak di pembuluh darah. Mereka seringkali kurang memperhatikan kadar LDL dalam hasil tes darahnya, dan lebih fokus pada nilai kolesterol total. Berapakah kadar LDL yang normal dalam darah? Berikut adalah Panduan dari American Heart Association: Ambang Keterangan 1. < 100 mg/dL : optimal 2. 100 – 129 mg/dL : mendekati optimal 3. 130 – 159 mg/dL : batas normal tinggi 4. 160 – 189 mg/dL : tinggi 5. 190 mg/dL atau lebih : sangat tinggi
Sebaiknya kadar LDL tetap dijaga pada ambang batas optimal atau kurang dari 100 g/dL. Jika kadar LDL dalam darah sudah lebih tinggi dari 160 mg/dL, berarti sudah dalam tahap bahaya dan kita harus segera mengupayakan untuk menurunkannya.
Jadi, jangan lupa perhatikan kadar LDL pada hasil tes dan jaga agar kadar LDL kita tidak melebihi batas normal. Tentunya kita tidak ingin menjadi korban LDL, si kolesterol jahat yang tanpa disadari sering menjadi pembunuh tanpa disadari diantara kita.
Stroke
Stroke merupakan penyakit neurologi yang utama. Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga (setelah penyakit jantung dan kanker), namun merupakan penyebab kecacatan nomor satu. Stroke terjadi akibat gangguan pembuluh darah di otak. Stroke dapat terjadi karena seseorang individu yang sehat memiliki faktor risiko stroke. Faktor risiko stroke ini, ada yang dapat dikendalikan dan ada pula yang tidak dapat dikendalikan.
Faktor risiko stroke yang tidak dapat dikendalikan adalah menyangkut usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya. Kelompok usia lanjut dan laki-laki lebih mudah terkena stroke, demikian pula seseorang dengan riwayat keluarga stroke, sedangkan faktor risiko stroke yang dapat dikendalikan adalah yang menyangkut hipertensi, diabetes, merokok, kolesterol darah yang tinggi, trigliserida darah yang tinggi, obesitas dsb.
Pemahaman akan faktor risiko stroke yang dapat dikendalikan ini penting. Pengendalian faktor risiko stroke ini akan menurunkan risiko seseorang untuk terkena stroke. Tekanan darah yang terkendali di bawah 130/80 mmHg akan menurunkan risiko seseorang untuk terkena stroke. Berhenti merokok akan menurunkan pula risiko terkena stroke.
Selain kedua faktor di atas, kolesterol yang tinggi juga merupakan faktor risiko untuk terkena stroke. Dalam hal ini akan timbul pertanyaan ‘Bagaimana hubungan antara kolesterol darah yang tinggi dan stroke?’ dan ‘Bagaimana upaya pengendalian kolesterol untuk mencegah stroke?’
Hubungan Kolesterol dan Stroke
Dari hasil berbagai penelitian, kolesterol antara lain merupakan faktor penyebab risiko stroke. Kolesterol LDL yang tinggi, kolesterol HDL yang rendah, dan rasio kolesterol LDL dan HDL yang tinggi dihubungkan dengan peningkatan risiko terkena stroke. Hal ini akan diperkuat bila ada faktor risiko stroke yang lain (misalnya: hipertensi, merokok, obesitas).
Hubungan antara kolesterol dan stroke tergambarkan pula dalam berbagai penelitian terapi kolesterol. Keberhasilan terapi penurunan kadar kolesterol darah akan menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung sebesar 60%. Penurunan kadar koleserol darah akan menghambat proses atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah arteri).