Mohon tunggu...
muslimahsiti
muslimahsiti Mohon Tunggu... Lainnya - Wirausaha

Hobi membaca,menulis,memasak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petualangan Dua ke Masa Kerajaan Majapahit

24 November 2024   20:00 Diperbarui: 24 November 2024   20:04 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Zulva dengan cepat berusaha menjelaskan, "Kami pengelana yang tersesat. Kami ingin belajar tentang Majapahit."

Prajurit itu mengangguk dan membawa mereka ke keraton. Di sana, mereka diperkenalkan kepada seorang lelaki gagah dengan mahkota emas di kepalanya. Ia adalah Raja Hayam Wuruk, penguasa Majapahit.

---

Pelajaran dari Sang Raja

Di hadapan raja, Zulva dan Akhtar bercerita tentang keinginan mereka mempelajari kebesaran Majapahit. Raja Hayam Wuruk tersenyum bijak. "Kalian anak-anak yang bersemangat. Aku akan mengizinkan kalian tinggal beberapa hari di keraton untuk belajar. Tapi ingat, setiap ilmu yang kalian dapatkan harus kalian bawa kembali ke zaman kalian dan manfaatkan dengan bijaksana."

Hari-hari mereka di Majapahit penuh pengalaman berharga. Mereka belajar dari para menteri tentang strategi politik, melihat bagaimana Gajah Mada mengatur armada laut yang kuat, dan mempelajari seni membatik serta gamelan. Akhtar sangat terkesan dengan semangat persatuan di bawah Sumpah Palapa yang dicanangkan Gajah Mada.

"Aku ingin menjadi pemimpin yang bisa menyatukan banyak orang seperti Gajah Mada," ujar Akhtar suatu malam. Zulva hanya tersenyum, bangga dengan adiknya.

Zulva, di sisi lain, terpikat oleh para perempuan Majapahit yang terampil menenun dan membatik. Ia bertekad membawa seni itu ke zamannya agar tidak hilang ditelan waktu.

---

Kembali ke Masa Modern

Ketika waktu mereka di Majapahit habis, Raja Hayam Wuruk memanggil mereka kembali ke keraton. "Kalian harus kembali ke zaman kalian. Majapahit memang besar, tetapi masa depan menanti kalian untuk membawa ilmu ini menjadi lebih bermakna."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun