Cinta di Dua Benua
Di sebuah kota kecil di Indonesia, hidup seorang gadis bernama Aisyah. Ia adalah seorang mahasiswi cerdas yang bercita-cita menjadi seorang arsitek. Sementara itu, di sisi dunia yang lain, tepatnya di Inggris, seorang pemuda bernama Edward tengah menyelesaikan studi bisnisnya. Takdir mempertemukan mereka saat Aisyah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke universitas tempat Edward kuliah.
Pertemuan pertama mereka terjadi di perpustakaan universitas. Aisyah yang kesulitan mencari buku referensi bertemu Edward yang menawarkan bantuan. Dari obrolan ringan, mereka mulai menjalin pertemanan yang semakin erat. Edward tertarik pada kepribadian Aisyah yang lembut namun tegas, sementara Aisyah mengagumi kecerdasan dan kesederhanaan Edward.
Hari-hari berlalu, dan hubungan mereka berkembang menjadi cinta. Namun, Aisyah menyadari bahwa perbedaan budaya, agama, dan restu orang tua adalah halangan besar. Edward pun merasakan kekhawatiran yang sama, namun ia yakin bahwa cintanya pada Aisyah adalah sesuatu yang harus ia perjuangkan.
Hambatan Restu
Ketika Aisyah pulang ke Indonesia saat liburan semester, ia menceritakan hubungannya dengan Edward kepada kedua orang tuanya. Reaksi mereka tak seperti yang ia harapkan. Ayahnya, Pak Hadi, langsung menolak dengan tegas.
"Kamu tidak boleh menikah dengan orang asing, apalagi yang berbeda agama. Bagaimana nanti masa depanmu?" ujar Pak Hadi dengan nada keras.
Di Inggris, Edward pun menghadapi reaksi serupa. Ibunya, Mrs. Margaret, merasa khawatir jika Edward memilih seseorang dari budaya yang berbeda.
"Kita punya tradisi sendiri, Edward. Bagaimana kamu bisa hidup bersama seseorang yang tidak memahami itu?"
Meski kecewa, Aisyah dan Edward sepakat untuk tidak menyerah. Mereka yakin bahwa cinta mereka mampu menyatukan dua keluarga yang berbeda pandangan.
Perjuangan Membuktikan
Edward memutuskan untuk datang ke Indonesia dan menemui keluarga Aisyah. Ia ingin menunjukkan kesungguhannya. Meski awalnya Pak Hadi dan Bu Siti menolak bertemu, Edward tidak menyerah. Ia mencoba belajar bahasa Indonesia dan mempelajari budaya Islam agar dapat memahami Aisyah lebih baik.
"Ayah, beri dia kesempatan. Edward ingin belajar dan beradaptasi dengan budaya kita," pinta Aisyah suatu malam.
Pak Hadi akhirnya luluh. Ia mengizinkan Edward tinggal beberapa hari di rumah mereka. Meski awalnya canggung, perlahan-lahan Pak Hadi mulai melihat ketulusan Edward. Ia bahkan terkesan ketika Edward membantu memperbaiki atap rumah yang bocor saat hujan deras.
Sementara itu, Aisyah memutuskan untuk mengunjungi Inggris dan bertemu keluarga Edward. Ia menunjukkan rasa hormat pada Mrs. Margaret dan berusaha memahami tradisi keluarga mereka. Aisyah bahkan mencoba memasak makanan khas Inggris sebagai tanda penghormatan. Upayanya berhasil mencuri hati Mrs. Margaret, yang akhirnya mulai menerima kehadirannya.
Penerimaan yang Tulus
Setelah berbulan-bulan penuh perjuangan, baik keluarga Aisyah maupun Edward mulai melihat bahwa cinta mereka didasari oleh rasa saling menghormati dan kesungguhan. Edward memutuskan untuk mempelajari Islam dan akhirnya memeluk agama yang dianut Aisyah, bukan karena paksaan, melainkan dari hati nuraninya.
Pada akhirnya, kedua keluarga sepakat untuk memberikan restu. Pernikahan mereka digelar di Indonesia dengan sentuhan budaya dari kedua belah pihak. Aisyah memakai kebaya anggun dengan hijab, sementara Edward mengenakan jas khas Inggris yang elegan.
Saat Edward mengucapkan akad nikah dalam bahasa Indonesia, Pak Hadi tersenyum lebar.
"Selamat datang di keluarga kami, Edward," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Cinta mereka akhirnya menyatukan dua benua, dua budaya, dan dua keluarga yang berbeda pandangan.
Epilog
Aisyah dan Edward hidup bahagia, membangun keluarga kecil yang penuh cinta dan toleransi. Mereka membuktikan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan untuk saling melengkapi. Cinta yang tulus mampu mengatasi segala rintangan, termasuk restu yang awalnya sulit didapat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI