Edward memutuskan untuk datang ke Indonesia dan menemui keluarga Aisyah. Ia ingin menunjukkan kesungguhannya. Meski awalnya Pak Hadi dan Bu Siti menolak bertemu, Edward tidak menyerah. Ia mencoba belajar bahasa Indonesia dan mempelajari budaya Islam agar dapat memahami Aisyah lebih baik.
"Ayah, beri dia kesempatan. Edward ingin belajar dan beradaptasi dengan budaya kita," pinta Aisyah suatu malam.
Pak Hadi akhirnya luluh. Ia mengizinkan Edward tinggal beberapa hari di rumah mereka. Meski awalnya canggung, perlahan-lahan Pak Hadi mulai melihat ketulusan Edward. Ia bahkan terkesan ketika Edward membantu memperbaiki atap rumah yang bocor saat hujan deras.
Sementara itu, Aisyah memutuskan untuk mengunjungi Inggris dan bertemu keluarga Edward. Ia menunjukkan rasa hormat pada Mrs. Margaret dan berusaha memahami tradisi keluarga mereka. Aisyah bahkan mencoba memasak makanan khas Inggris sebagai tanda penghormatan. Upayanya berhasil mencuri hati Mrs. Margaret, yang akhirnya mulai menerima kehadirannya.
Penerimaan yang Tulus
Setelah berbulan-bulan penuh perjuangan, baik keluarga Aisyah maupun Edward mulai melihat bahwa cinta mereka didasari oleh rasa saling menghormati dan kesungguhan. Edward memutuskan untuk mempelajari Islam dan akhirnya memeluk agama yang dianut Aisyah, bukan karena paksaan, melainkan dari hati nuraninya.
Pada akhirnya, kedua keluarga sepakat untuk memberikan restu. Pernikahan mereka digelar di Indonesia dengan sentuhan budaya dari kedua belah pihak. Aisyah memakai kebaya anggun dengan hijab, sementara Edward mengenakan jas khas Inggris yang elegan.
Saat Edward mengucapkan akad nikah dalam bahasa Indonesia, Pak Hadi tersenyum lebar.
"Selamat datang di keluarga kami, Edward," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Cinta mereka akhirnya menyatukan dua benua, dua budaya, dan dua keluarga yang berbeda pandangan.
Epilog