Dia mendesah panjang. "Kenapa kau mengikutiku?"
"Aku hanya ingin tahu... Kenapa Anda melakukan semua ini? Anda bilang tidak peduli pada siapa pun, tapi jelas Anda sangat peduli pada orang-orang di sini."
Wajahnya berubah, seolah ada kenangan pahit yang menyeruak di benaknya. "Dulu... aku juga salah satu anak yang tinggal di sini. Panti ini menyelamatkan hidupku ketika aku tidak punya siapa-siapa. Aku berhutang budi pada mereka."
Aku terdiam. Untuk pertama kalinya, aku melihat sisi manusiawi Reyhan. Di balik semua ketegasan dan kekerasannya, ternyata ada seorang pria yang berjuang melawan masa lalunya sendiri.
"Kenapa Anda tidak keluar dari dunia mafia? Anda bisa hidup lebih tenang."
Dia tertawa kecil, namun tawa itu terasa getir. "Tidak semudah itu. Dunia ini seperti perangkap. Sekali masuk, kau tidak bisa keluar tanpa meninggalkan luka."
---
Seiring waktu, aku mulai mengerti bahwa Reyhan tidak sepenuhnya jahat. Dunia yang ia pilih memang keras, tetapi ia menggunakan kekuatannya untuk melindungi yang lemah. Bahkan, ia rela mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi panti itu dari ancaman mafia lain.
Suatu malam, panti asuhan itu diserang. Sekelompok orang bersenjata datang menuntut uang perlindungan. Aku yang kebetulan sedang menemani Reyhan di sana ikut terjebak.
"Kau tetap di sini," katanya tegas.
"Tapi mereka---"