Lelaki yang sebelumnya banyak menghabiskan waktu setelah mengajar dengan menggeluti berbagai alat musik di sanggar ini mampu memainkan biola, gitar dan alat lainnya dengan belajar sendiri atau secara otodidak.
Keterbatasan ekonomi keluarganya menjadi penghalang keinginannya untuk bisa mengenyam pendidikan musik dengan baik. Hal ini justru menjadi penyemangat dan yakin bahwa dirinya juga bisa mengajari anak-anak muda tersebut agar dapat bermain alat musik dengan baikÂ
Penggagas Perkusi dengan Alat Barang Rongsok
Setelah ada beberapa anak muda yang tertarik dan bergabung untuk belajar memainkan dan membunyikan alat musik, masalah alat musik yang akan digunakan menjadi salah satu PR. Syaipul sempat mendapatkan momen yang tepat untuk menunjukkan dan meyakinkan anak-anak muda tersebut bahwa mereka bisa membanggakan orang tua dan masyarakat.Â
Menjelang peringatan Sumpah Pemuda, Syaipul mempunyai gagasan untuk menampilkan anak-anak muda yang diasuhnya tersebut. Awal melatih geng motor di kampungnya, Syamsul hanya mempunyai alat berupa biola dan jimbe. Tanpa ragu, Syaipul mengunjungi tokoh agama yang dikenalnya dengan baik dan mengutarakan masalahnya.Â
Tokoh tersebut menyampaikan bahwa mempunyai saron yang dulu digunakan untuk pementasan kuda lumping dan mempersilahkan Syaipul untuk menggunakannya. Selanjutnya Syaipul mengumpulkan lebih banyak anak muda.
Untuk melengkapi musik yang baru beberapa tersebut, Syaipul meminta mereka untuk membawa drum plastik yang biasa digunakan untuk memandikan jenazah karena barangnya ada dan belum akan digunakan.Â
Beberapa anak muda kemudian juga membawa kaleng bekas cat, galon dan barang-barang rongsok lain sebagai alat musik. Sambutan dari anak-anak muda ini kemudian semakin mengobarkan semangat Syaipul untuk membentuk grup perkusi dengan alat musik seadanya.Â
Jika sebelumnya hanya beberapa anak yang tertarik untuk bergabung, kini jumlahnya terus bertambah. Bahkan sampai berjumlah hampir 200 orang. Kini anak muda yang sebelumnya meresahkan karena hanya mengisi waktu dengan balapan liar, berkat bimbingan Syaipul mampu menampilkan suguhan musik dengan alat sederhana namun sangat berkesan.Â
Grup atau perkusi ini kemudian sering mendapat undangan untuk tampil dalam berbagai acara. Kegigihan dan ketekunan Syaipul dalam mengajak dan melatih anak muda di kampungnya dan mengalihkan mereka dari kegiatan negatif pantas mendapat apresiasi.Â
Astra melihat perjuangan dari Syaipul dan mengapresiasinya dengan memberikan penghargaan pada event SATU Indonesia Award. Jika langkah kecil yang dilakukan Syaipul bisa berdampak besar pada anak muda di lingkungannya, Anda pun bisa melakukan hal yang sama.Â
Kini saatnya melihat sekitar kontribusi apa yang bisa Anda berikan pada masyarakat dan lingkungan. Jika bukan Anda siapa lagi, jika tidak sekarang, kapan lagi. Syaipul Bahri dan banyak anak muda lain yang sudah membuktikan kontribusinya pada pembangunan Indonesia melalui sumbangsihnya. Apresiasi yang diberikan Astra merupakan penghargaan sekaligus motivasi agar terus meni