Mohon tunggu...
Malica Ahmad
Malica Ahmad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Freelancer dan Blogger

Ibu rumah tangga yang saat ini fokus pada pendidikan anak, juga sebagai blogger. Visit my personal blog : www.malicaahmad.com www.mywordsjourney.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Syaipul Bahri Menyelamatkan Generasi Milenial Lewat Musik Rongsokan

31 Agustus 2023   23:18 Diperbarui: 31 Agustus 2023   23:29 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: bertuahpos.com

Musik merupakan salah satu cara untuk mengalihkan perhatian dan merupakan kegiatan yang sangat mengasyikkan, begitu pikiran di benak Syaipul Bahri, penerima apresiasi SATU Indonesia Award tahun 2021. Ajang ini merupakan sebuah penghargaan bagi generasi muda dari berbagai bidang yang telah berkontribusi pada lingkungan dan masyarakat. Penghargaan ini diberikan oleh Astra. 

Sebagai salah satu perusahaan terbaik di Indonesia, Astra mempunyai komitmen untuk mendukung semua aktivitas yang membawa dampak positif pada lingkungan dan masyarakat. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah apresiasi yang dikenal dengan nama SATU Indonesia Award atau SIA. SIA sendiri tahun 2023 ini sudah digelar 14 kali. 

Resah dengan Kondisi Anak Muda di Sekitarnya

Syaipul Bahri adalah salah satu warga di Tanjung Sari Poyo, Kepulauan Riau (Kepri) yang prihatin dengan kondisi pemuda di daerahnya. Pemuda-pemuda tersebut sering menggunakan waktu untuk hal yang kurang bermanfaat, yaitu balapan liar di kampungnya. 

Hal ini cukup meresahkan karena selain suara bising kendaraan yang mengganggu lingkungan juga bisa menimbulkan kecelakaan. Syaipul secara tidak sengaja bertemu dengan tokoh masyarakat, tepatnya imam masjid yang menyampaikan keprihatinannya terhadap anak-anak muda tersebut.

Geng motor yang beranggotakan anak-anak muda di kampungnya tersebut cukup mengganggu keamanan dan ketenangan. Bersama imam masjid tersebut, Syaipul berdiskusi. Sang imam meminta Syaipul untuk mengalihkan perhatian anak-anak muda dari kegiatan yang berbahaya, yaitu geng motor ke kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat. 

Awal yang tidak Mudah

Untuk menjawab permintaan tersebut, Syaipul pun mencari ide yang tepat. Sang Imam mengetahui kemampuan Syaipul dalam memainkan beragam alat musik dan genre lagu. Tokoh agama tersebut kemudian meminta Syaipul untuk mengajak anak muda setempat untuk meninggalkan kebiasaan balap liar. 

Sebelumnya para tokoh agama dan pihak terkait sudah melakukan pendekatan dengan anak-anak muda tersebut namun tidak pernah digubris. Nasehat tersebut hanya masuk ke telinga kiri kemudian keluar melalui telinga kanan

Menghadapi masalah seperti ini, Syaipul pun berpikir kritis. Ide yang terlintas saat itu adalah mengajak para generasi muda tersebut untuk bermain musik bersama, seperti kemampuan yang dimilikinya. Namun awalnya tidak ada anak muda yang tertarik. Syaipul tetap bersemangat dengan melakukan pendekatan kepada anak-anak muda di kampungnya tersebut. 

Dengan perjuangan keras, ternyata belum banyak anak muda yang tertarik untuk gabung. Mereka lebih asyik balapan liar yang meresahkan dan mengancam keselamatannya. 

Hal ini tidak menyurutkan tekad Syaipul dalam mengajak pemuda tersebut untuk memilih aktivitas yang lebih bermanfaat. Akhirnya, beberapa anak mulai gabung dan semakin lama bertambah banyak. 

Pada awal memulai kegiatan ini, Syaipul juga mengalami keterbatasan alat musik. Namun bagi guru honorer yang mampu memainkan beragam alat musik ini, apapun bisa digunakan untuk menghasilkan suara yang merdu dan perpaduan yang pas. 

Lelaki yang sebelumnya banyak menghabiskan waktu setelah mengajar dengan menggeluti berbagai alat musik di sanggar ini mampu memainkan biola, gitar dan alat lainnya dengan belajar sendiri atau secara otodidak.

Keterbatasan ekonomi keluarganya menjadi penghalang keinginannya untuk bisa mengenyam pendidikan musik dengan baik. Hal ini justru menjadi penyemangat dan yakin bahwa dirinya juga bisa mengajari anak-anak muda tersebut agar dapat bermain alat musik dengan baik 

Penggagas Perkusi dengan Alat Barang Rongsok

Setelah ada beberapa anak muda yang tertarik dan bergabung untuk belajar memainkan dan membunyikan alat musik, masalah alat musik yang akan digunakan menjadi salah satu PR. Syaipul sempat mendapatkan momen yang tepat untuk menunjukkan dan meyakinkan anak-anak muda tersebut bahwa mereka bisa membanggakan orang tua dan masyarakat. 

Menjelang peringatan Sumpah Pemuda, Syaipul mempunyai gagasan untuk menampilkan anak-anak muda yang diasuhnya tersebut. Awal melatih geng motor di kampungnya, Syamsul hanya mempunyai alat berupa biola dan jimbe. Tanpa ragu, Syaipul mengunjungi tokoh agama yang dikenalnya dengan baik dan mengutarakan masalahnya. 

Tokoh tersebut menyampaikan bahwa mempunyai saron yang dulu digunakan untuk pementasan kuda lumping dan mempersilahkan Syaipul untuk menggunakannya. Selanjutnya Syaipul mengumpulkan lebih banyak anak muda.

Untuk melengkapi musik yang baru beberapa tersebut, Syaipul meminta mereka untuk membawa drum plastik yang biasa digunakan untuk memandikan jenazah karena barangnya ada dan belum akan digunakan. 

Beberapa anak muda kemudian juga membawa kaleng bekas cat, galon dan barang-barang rongsok lain sebagai alat musik. Sambutan dari anak-anak muda ini kemudian semakin mengobarkan semangat Syaipul untuk membentuk grup perkusi dengan alat musik seadanya. 

Jika sebelumnya hanya beberapa anak yang tertarik untuk bergabung, kini jumlahnya terus bertambah. Bahkan sampai berjumlah hampir 200 orang. Kini anak muda yang sebelumnya meresahkan karena hanya mengisi waktu dengan balapan liar, berkat bimbingan Syaipul mampu menampilkan suguhan musik dengan alat sederhana namun sangat berkesan. 

Grup atau perkusi ini kemudian sering mendapat undangan untuk tampil dalam berbagai acara. Kegigihan dan ketekunan Syaipul dalam mengajak dan melatih anak muda di kampungnya dan mengalihkan mereka dari kegiatan negatif pantas mendapat apresiasi. 

Astra melihat perjuangan dari Syaipul dan mengapresiasinya dengan memberikan penghargaan pada event SATU Indonesia Award. Jika langkah kecil yang dilakukan Syaipul bisa berdampak besar pada anak muda di lingkungannya, Anda pun bisa melakukan hal yang sama. 

Kini saatnya melihat sekitar kontribusi apa yang bisa Anda berikan pada masyarakat dan lingkungan. Jika bukan Anda siapa lagi, jika tidak sekarang, kapan lagi. Syaipul Bahri dan banyak anak muda lain yang sudah membuktikan kontribusinya pada pembangunan Indonesia melalui sumbangsihnya. Apresiasi yang diberikan Astra merupakan penghargaan sekaligus motivasi agar terus meni

ngkatkan kontribusinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun