Mohon tunggu...
MUSLIKAH
MUSLIKAH Mohon Tunggu... Guru - BERDOA, BELAJAR, BERUSAHA

Muslikah. Guru Madrasah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Aisyah (Part II: Sepucuk Surat)

4 Desember 2021   07:53 Diperbarui: 4 Desember 2021   08:03 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kodisi kantor sangat hening. Semua guru menunjukkan kesedihan yang mendalam. Andai putra-putri mereka sering sakit seperti itu tentunya sangat sedih sekali.

"Airin, semoga cepat sembuh, Nak" gumam Aisyah dalam hati. Betapa lemahnya Airin jika sedang kambuh penyakitnya. Wajahnya pucat, lemah dan matanya sayu.

"Arin menderita jantung lemah" tandas Pak Yanu.

Seketika dirinya terkesiap. Bak ada petir menyambar Aisyah. Ia mendongak seakan kurang yakin dengan apa ia dengar. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Besok ia akan di rujuk ke Surabaya. Arin ingin Bu Aisyah menjenguknya. Hari ini juga!" ujar Pak Yanu.

"Bu Rahma hari ini akan membersamai saya ke KKG MI untuk rapat persiapan pelaksanaan Diseminasi hasil diklat dari balai diklat Surabaya. Jadwal sudah ditentukan dari Kemenag Trenggalek. Jadi Bu Rahma tidak bisa menemani."

"Sebaiknya Bu Aisyah diantar Pak Mumtaz, hehehe" seloroh Pak Syamsu.

Seisi kantor yang semula senyap, penuh haru. Pecah oleh candaan Pak Syamsu yang mampu mencairkan suasana.

"Betul, Bu Aisyah. Masak sejauh itu mau naik sepedah pancal," Bu Nanda menimpalinya.

Aisyah diam saja, mungkin nanti ada solusi yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun