Mohon tunggu...
Muslihudin El Hasanudin
Muslihudin El Hasanudin Mohon Tunggu... jurnalis -

journalist and more

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menyelinap ke Papua New Gunea Tanpa Paspor? Bisa Kok

12 Agustus 2017   21:20 Diperbarui: 12 Agustus 2017   22:01 2825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama tentara PNG, ramah dan senang diajak ngobrol (foto dindin)

Skouw adalah salah satu Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di ujung timur Indonesia yang berbatasan langsung dengan Papua New Gunea (PNG). Terletak di Distrik Muaratami, atau sekira 60 km dari Kota Jayapura.   Bisa ditempuh dengan jalan darat sekira 90 menit. PLBN Skouw masuk dalam program revitalisasi kawasan perbatasan. Selain Skouw  pemerintah juga merevitalisasi PLBN Entikong, Badau, dan Aruk di Kalimantan Barat  serta Motaain, Motamasin, dan Wini di NTT.  

Jika Anda sempat mampir dan berkunjung ke Skouw jangan lewatkan kesempatan untuk bisa berkunjung ke kawasan PNG.  Banyak   menarik yang bisa dilihat di sana  dan tanpa harus menggunakan paspor.   

Pos Lintas Batas Negara Skouw: megah, mewah, bermartabat (foto dindin)
Pos Lintas Batas Negara Skouw: megah, mewah, bermartabat (foto dindin)
Berbeda dengan kawasan perbatasan RI-PNG di Merauke yang hanya ada hutan dan semak, perbatasan RI-PNG di Skouw benar-benar terlihat sebuah perbatasan dua buah Negara. Jujur saya sangat bangga menjadi rakyat Indonesia jika membandingkan kondisi perbatasan Indonesia dan PNG di sini.

Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw benar-benar mencerminkan kebanggaan, nasionalisme, martabat, dan harga diri bangsa. Tidak lagi terlihat kumuh seperti buritan rumah.

Bentuk bangunan induknya sangat megah, malah tampak seperti perkantoran mewah. Konon bentuk bangunan PLBN   Skouw mengusung budaya lokal Papua. Desainnya mengadaptasi bentuk bangunan khas Rumah Tangfa dengan ornamen lokal pada sisi luar bangunan. Rumah Tangfa merupakan rumah pesisir di daerah Skouw, yang memiliki atap dengan bentukan perisai dan dua ruang panjang tempat masyarakat berkumpul.

Bersama anggota TNI yang berjaga di cek point PLBN Skouw (foto dindin)
Bersama anggota TNI yang berjaga di cek point PLBN Skouw (foto dindin)
Saya masuk kedalam bangunan gedung yang juga difungsikan sebagai kantor imigrasi. Tempatnya bersih dan semua petugas yang melayani dengan ramah.

Berjalan sekira lima ratus meter dari bangunan induk kami sampai di gapura tapal batas RI-PNG. Semua tertata rapi, bersih, dan berkonsep. Instagenic banget lah pokoknya.

Ada zona netral  sekira 10 meter sebelum sampai pagar pembatas wilayah PNG. Dari area zona netral saya melihat  beberapa tentara PNG tengah berjaga dan puluhan penduduk  PNG tengah melakukan aktivitas di sebuah terminal kecil.

Bersama tentara PNG, ramah dan senang diajak ngobrol (foto dindin)
Bersama tentara PNG, ramah dan senang diajak ngobrol (foto dindin)
"Masuk saja Bang. Boleh kok, tidak perlu menggunakan paspor" kata anggota TNI yang berjaga di gerbang perbatasan.

"O, ya. Terima kasih Mas, infonya" saya bersemangat.

Saya memutar pagar masuk ke wilayah PNG, kemudian bertemu dan berbincang dengan tentara PNG yang tengah berjaga di dalam wilayah mereka. Tak jauh beda dengan orang-orang Papua, walau memakai seragam kedinasan, mulut mereka terlihat penuh mengunyah pinang.

Saya masuk lebih dalam. Ada sebuah terminal penumpang. Terminal tersebut ternyata melayani angkutan warga PNG yang akan menuju Skouw atau warga Skouw yang akan menuju Wutung,PNG. Pinang merupakan komiditi yang paling banyak diperdagangkan di perbatasan kedua Negara ini.

Penjaja souvenir di PNG; lebih mahal dibanding di Skouw (foto dindin)
Penjaja souvenir di PNG; lebih mahal dibanding di Skouw (foto dindin)
Beberapa puluh meter melangkah jauh kedalam ada kios-kios souvenir yang menjual aneka dagangan seperti kaos, celana, topi,  pernak-pernik aksesoris, makanan kecil, dan olahan daging domba. Harganya  memang lebih mahal dibanding dengan harga di pasar Skouw. Sebuah celana pendek saja dibanderol seratus ribu, takbisa ditawar.

Dari bukit di sekitar kios-kios tersebut berdiri, kita bisa melihat sebuah pemandangan pantai nan indah   menghampar jauh di bawah sana. Pasirnya putih dan lautnya mengharu biru. Cantik sekali. Saya tidak melewatkan momen ini untuk mengambil beberapa gambar.   

So, jangan lewatkan kesempatan untuk bisa menyelinap masuk ke PNG jika Anda sempat mengunjungi Skouw. Takperlu ribet, takperlu paspor, sudah bisa menyeberang ke negeri orang.  

Pantai nanindah di PNG, bisa dilihat dari atas bukit (foto dindin)
Pantai nanindah di PNG, bisa dilihat dari atas bukit (foto dindin)
Ngijo, 12 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun