Mohon tunggu...
Muslihudin El Hasanudin
Muslihudin El Hasanudin Mohon Tunggu... jurnalis -

journalist and more

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gus Sholah Ulama Saleh yang Adil dengan 17 Adiknya

30 Mei 2016   15:55 Diperbarui: 30 Mei 2016   18:29 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan-jalan mengelilingi pondok (foto dindin)

Matahari tepat berada di ubun-ubun saat saya bersama rombongan Yayasan Pendidikan Islam Nasima tiba di Pondok Pesantren Al Khidmah 2 Sirampog Brebes. Saya  bersama rombongan memang sengaja sowan karena sebuah urusan. Sepanjang jalan pondok menuju ndalem Kyai, kami disambut oleh senyum santun para santri yang sengaja berhenti menundukkan kepala mempersilakan kami lewat terlebih dahulu. Sebuah perilaku adhi luhung yang kini jarang bisa ditemui.

Bukan sekali ini saja kami berkunjung, sudah tidak terhitung kali keberapa. Minimal setahun sekali sebelum Ramadan pengurus yayasan, manajer, kepala sekolah, dan perwakilan guru Nasima pasti kula nuwun ke Ponpes yang kini memiliki lebih dari tujuh ribu santri ini.

Sejak 2010 YPI Nasima telah menjalin kerja sama dengan Ponpes Al Hikmah 2. Bentuk kerja sama tersebut berupa pengiriman siswa kelas VIII SMP dan kelas XI SMA Nasima untuk mondok di pesantren ini. Tidak hanya dua tiga hari, selama sepuluh hari anak-anak kota dari SMP-SMA Nasima harus nyantri, berbaur belajar bersama santri-santri Ponpes Al Hikmah. Semuanya dalam rangka mempersiapkan generasi bangsa agar memiliki sikap nasionalis juga agamais, insan Indonesia yang berilmu dan berakhlak al karimah.

Bangunan baru SMK Wicaksana Al Hikmah (foto dindin)
Bangunan baru SMK Wicaksana Al Hikmah (foto dindin)
Memasuki ndalem Kiai, kami disambut hangat oleh Gus Sholah yang kini menjadi pengasuh pondok. Sejak berdiri tahun 1970an hingga tahun 2011 Ponses Al Hikmah 2 diasuh oleh KH. Masruri Abdul Mughni.  Kiai Masruri termasuk ulama berpengaruh di wilayah Brebes dan pantura. Keilmuannya sangat matang. Karenanya ia dua kali dipercaya kaum nahdliyin menjadi Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah. 

Saat beribadah haji  di Madinah 2011 silam, KH. Masruri Abdul Mughni  wafat. Semenjak itu atas kesepakan  keluarga dan majelis pondok Gus Sholah  dipercaya menggantikan ayahnya mengasuh pondok.  Gus Sholah adalah putra sulung Kiai Masruri Mugni. Saat wafat Kiai Masruri meninggalkan seorang istri dan 18 anak. 

“Bukan hal mudah melaksanakan wasiat abah menjaga dan meneruskan mengelola pondok ini.  Alhamdulilah sampai saai ini kami terus berusaha untuk tetap istiqomah menjaga serta meneruskan perjuangan abah. Pesan abah yang selalu kami ingat adalah. Baiti baitukum. Rumahku, rumahmu juga. Ini falsafah yang sangat luhur. Kami ingin agar Al Hikmah menjadi rumah siapa saja terutama bagi mereka yang yang ingin menuntut ilmu” tutur Gus Sholah.

Seperti kebiasaan Al Mahfurlah KH Masruri kepada kami, Gus Sholah lantas mengajak mengelilingi area pondok. Beliau memperlihatkan kepada kami bangunan-bangunan baru yang telah berdiri megah. Di antaranya gedung SMK Wicaksana Al Hikmah dan gedung baru asrama santri yang masih dalam proses pembangunan.

Jalan-jalan mengelilingi pondok (foto dindin)
Jalan-jalan mengelilingi pondok (foto dindin)
Doa kami terkabul. Mbangune ora rampung-rampung.Wong begitu selesai dibangun langsung ditempati santri, itupun belum cukup menampung. Saya juga tidak tahu dari mana uangnya. Pesan Abah yang penting niat, mantep. Nanti kan Gusti Allah memberi kemudahan” ungkap Gus Sholah.

Hampir satu tahun kami tidak berkunjung. Sungguh banyak yang berubah dan membuat kami kagum. Pembangunan fisik seolah takhenti dilakukan. Terus dan terus bertambah. Bahkan menurut Gus Sholah, pihaknya telah membeli tanah lagi seluas 2 hektar untuk perluasan pondok.

Selepas berkeliling pondok kami diajak mampir ke sebuah rumah di area pondok. Letaknya agak tinggi. Dari teras rumah ini kami bisa melihat ke seluruh penjuru pondok yang sangat luas itu.

Bangunan asrama santri yang sedang dibangun (foto dindin)
Bangunan asrama santri yang sedang dibangun (foto dindin)
"Ini salah satu rumah adik, Samping ini juga, di dekat SMK tadi juga iya. Abah dulu berpesan, agar semua putra-putrinya tinggal di sekitar pondok. Tidak boleh menetap di tempat lain. Ternyata pesan abah mengandung makna tarbiyah yang dalam. Abah ingin agar kami mengelola pondok ini bersama-sama. Sampeyan tahu kan adik saya berjumlah tujuh belas. Memang tidak mudah menjadi adil. Tetapi saya berusaha seadil-adilnya. Dan alhamdulilah sampai sekarang mereka semua patuh terhadap  apa yang saya putuskan. Kami  bersama-sama membangun pondok ini. Mohon doa restunya mudah-mudahan saya bersama adik-adik mampu menjalankan wasiat abah dalam melayani umat” tutur Gus Solah.

Pondok Al Hikmah 2 berdiri di area tanah sekitar 7 hektar. Sepanjang jalan mengelilingi pondok kami melihat rumah-rumah besar berdiri apik di sisi jalan. Bentuk arsiteknya hampir sama, luasannya juga hampir sama. Menurut keterangan Gus Sholah itu adalah rumah-rumah yang ia buat untuk adik-adiknya. . 

Matahari semakin condong ke barat dan udara semakin dingin. Setelah menghabiskan secangkir teh nina dan beberapa potong tahu sumedang yang disuguhkan  kami berpamitan. Sungguh nikmat hari ini. Bukan saja karena suguhan teh rasa mint dan penganannya, tetapi karena kehangatan Gus Sholah menerima dan melayani kami bersama. Sama seperti almaghfurlah KH. Masruri Mughni yang selalu memuliakan tamu-tamunya. (Musluhudin el Hasanudin).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun