[caption caption="Kolam renang mungil: airnya dari sumber air alam (foto dindin)"][/caption]Takberlebihan jika ada ungkapan Tuhan menciptakan Pulau Bali dengan tersenyum. Bali adalah salah satu dari ribuan Pesona Indonesia. Bali memang dikaruniai segalanya; pesona alam yang memikat, kultur masyarakat yang masih terjaga, dan banyak lagi lainnya. Wisata Bali selama ini hanya berpusat di Denpasar, Nusa Dua dan sekitarnya. Bagi Anda para traveler antimainstream, sekali waktu cobalah mengunjungi Bali pedalaman, pasti lebih banyak pengalaman menarik yang bisa didapat. Seperti yang saya rasakan saat menjelajah Klungkung, Karangasem, dan sekitarnya.
Beberapa hari berada di Nusa Dua, saya berencana ke Lombok via Pelabuhan Padang Bai Karangasem. Pagi-pagi kami sudah meninggalkan Nusa Dua, Denpasar, melewati Ubud, Tegalang, Danau Batur, dan mampir di Pura Besakih. Hari beranjak petang saat kami memasuki wilayah Klungkung.
“Sudah hampir malam nih Pak. Cari penginapan saja ya. Ke Padang Bainya besok saja,” kata Made Aridianti guide kami.
“Boleh. Yang asyik dong tempatnya,” jawab saya.
“Baik. Coba Darmada Resort ya. Biasanya klien saya orang-orang Eropa cocok sekali kalau menginap di sana,” timpal Made.
“Deal” kami bersepakat.
[caption caption="Aha.. indahnya. Jalan penghubung antar bangunan ( foto dindin)"]
Menjual Suasana Alam
Perjalanan menuju Darmada Resort serasa pulang ke kampung halaman. Menyegarkan dan mengasyikkan. Melewati hamparan sawah, desa-desa, sungai-sungai kecil, dan benar-benar jauh dari hiruk-pikuk perkotaan.
Darmada Resort terletak di Banjar Tabola Kec. Sidemen, Kabupaten Karangasem. Kurang lebih 11 kilometer dari Klungkung. Darmada Resort awal mulanya adalah sebuah rumah milik Nyoman Suryada.
Nyoman memiliki usaha pembuatan keramik yang lokasinya tidak jauh dari resort sekarang. Karena pembelinya kebanyakan datang dari luar negeri, maka ia kemudian membangun home stay atau tempat inap sementara bagi tamu-tamunya. Berawal dari situlah bersama Barbara istrinya ia kemudian mengembangkan resort itu seperti sekarang.
[caption caption="Banyak juga buah-buahan khas desa (foto dindin)"]
Resort ini hanya memiliki 7 kamar yang tersebar dalam beberapa bangunan. Jarak antara satu bangunan dengan bangunan lainnya terbilang cukup jauh dan harus melalui jalan setapak yang berkelok-kelok. Namun disinilah keindahannya, jalan penghubung dibuat sedemikian apik. Terbuat dari batu-batu kali yang ditata rapi. Sebelum sampai di ujung resort, pengunjung harus melewati dua anak sungai yang airnya mengalir deras dan sangat jernih. Itik-itik putih tampak berenang dengan gembiranya di sana,
Saat malam menjelang suasana resort ini sangat sepi. Hanya gemuruh aliran sungai dan suara-suara binatang malam yang memecah kesunyian. Sangat cocok bagi Anda yang ingin mencari inspirasi dan ketenangan.
[caption caption="Ada sungai mengalir di depan bangunan resort (foto dindin)"]
Hampir Semua Pelangganya Bule Eropa
Menurut cerita Pak Ketut, Nyoman (36) sang pemilik Resort menikah dengan istrinya Barbara (46). Kedua pasangan ini bertemu di Ubud, Bali. Lalu menikah tidak lama setelah itu. Barbara berkewarganegaraan Belanda. Mungkin karena itulah sebagian besar tamu yang menginap di Darmada orang-orang Eropa.
“Kebanyakan orang Perancis, Belanda, sebagian lagi Amerika, dan Australia. Kalau wisatawan domestic jarang. Orang-orang Perancis dan Belanda pada umumnya suka menikmati pesona keindahan alam pedesaan. Bisa jadi di negerinya sana sudah jarang ditemui. Dan Pariwisata Bali tampaknya juga mulai bergeser ke kawasan atas. Nusa Dua, Kuta dan Ubud, mulai ditinggalkan. Mungkin karena terlalu ramai” ungkap Ketut.
[caption caption="Bangunan rumah inap, sederhana dan ramah lingkungan (foto dindin)"]
Tak terasa malam semakin larut. Pak Ketut akhirnya pamit menyudahi obrolan akrab kami.
“Jangan meninggalkan makan di kamar ya. Nanti semut-semut pada masuk” pesan Pak Ketut seraya beranjak dari kursi.
[caption caption="Ruang tidur; sederhana tapi nyaman (foto dindin)"]
[caption caption="Suasana malam; hening dan menenangkan (foto dindin)"]
[caption caption="Saya dan Pak Ketut; obrolan hangat sampai penghujung malam (foto dindin)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H