Tanpa peduli ada acara atau tidak, imbas virus corona atau tidak, saya tekadkan diri mendaftar langsung dengan mengambil antrean tanggal 13 Maret 2020 besok hari, karena kalau menunggu sampai tanggal 23 sungguh jauh jaraknya dan lelah menantinya. Persediaan obat pun habis. Kode penyakit yang harus dilayani dengan kontrol sekali seminggu dan dokter sendiri memberi rekomendasi dengan jaminan RJTL Jumat 6 Maret 2020 sudah terlewati.
Menilik penyakit satu ini, bukan penyakit degeneratif yang biasa dikontrol sebulan sekali. Seperti diabetes melitus di poli dalam misalnya. Tetapi berdurasi sepekan. Sebuah pertanyaan, bahwa rumah sakit yang berlabel tanggap, aman, damai, artinya siap melayani dengan setulus hati, berarti bahkan dengan demikian tidak seharusnya mendahulukan bisnis semata daripada abai terhadap pelayanan dan kenyamanan pasien. Keikhlasan seharusnya didudukkan beriringan sebagai suatu lembaga yang menyejahterakan. Ah, lagi-lagi pemikiran tak waras alias ngawur menyentuh benak ini patut diabaikan. Apakah ini imbas virus corona yang melanda, atau imbas ditunda terus sampai tiga kali?
Prasangka buruk yang memicu adrenalin meningkat deras dan denyut jantung yang tidak stabil perlu dipulihkan dengan cara berpikir jernih, perasaan bening, suasana damai dalam keheningan do’a. Sambil mengucapkan “Astagfirullah al-Azhim” urung niat tadi dilakukan, tidak melanjutkan niat menggugat kembali ke rujukan semula. Sadar dan tulus menanti sampai tanggal 23 Maret nanti. Ambil hikmahnya sambil menunggu puluhan hari ke depan, sampai tiba saatnya, 23 Maret.
Menunggu memang melelahkan. Menanti waktunya datang memang meletihkan. Dalam penangguhan, ingat peringatan Allah “Janganlah terlalu silau terhadap apa yang kamu peroleh, dan janganlah terlalu risau terhadap yang hilang dari genggamanmu,” (QS. 57: 23). Artinya, janganlah terlalu gembira terhadap apa yang didapat, dan tidak terlalu sedih terhadap apa yang hilang dari tangan. Semoga ini yang menjadikan hikmahnya lebih besar dari penderitaan dan penantiannya.
Tiba saat tanggal 23 Maret 2020. Mendaftar sebelum Ashar, dapat antrian nomor tiga puluh tujuh. Berarti mendapatkan giliran sekitar setelah waktu Isya. Datang dan siap dengan suasana antrian yang lengang. Tidak seperti biasanya penuh sesak. Kursi tunggu pun dilakban tanda silang, kode atau tanda untuk mengambil jarak tatap muka yang mesti dan harus dipatuhi. Maklum covid corona 19 sedang berpandemi di semua negara.
Antrean tidak lama, yang menunggu beberapa orang saja. Dapat daftar tunggu yang ketiga. Didiagnosa dokter dan diberi obat untuk porsi satu bulan. Biasanya porsi untuk kode penyakit ini satu minggu. Tetapi bahkan diberikan untuk satu bulan. Inikah artinya imbas virus corona? Dari satu minggu berdampak satu bulan atau empat minggu. Luar biasa. Tunggu sebulan alias empat minggu kemudian, 22 April 2020.
Moga negara dan pemerintahannya, masyarakat dan warganya, para dokter dan medisnya, mendapatkan kekuatan dan lindungan-Nya dalam manghadapi segala cobaan, termasuk pandemi covic 19 ini. Isytaddi azmatu tamfariji. Puncak kesulitan akan segera sirna, bak malam memberitahu bahwa fajar segera menyingsing. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H