MILIK SIAPA
Daun-daun milik siapa,
Kenyataannya daun bakal gugur dan meninggalkan ranting,
Aku milik siapa,
Keinginanku mengintip tempat dibalik tembok tinggi begitu kuat.
Kasihku milik siapa,
Akankah diri in tetap akan menjadi pelabuhannya sampai akhir nanti,
Dan, cinta ini milih siapa,
AKU MENCARI GURU
Disini kudapati malam begitu pekat,
Kemudian,
Pagi yang mendung
Membuat kepala terasa berat,
Tidak ada kerinduan besar untuk berdiri
Aku mencari guru untuk diriku,
Guru mencariku untuk diriku,
Dan kami tidak tahu tempat pertemuan itu.
KENAPA MEREKA MASIH SUKA BERDISKUSI
Aku sulit bergerak,
Temanku terlalu kaku,
Jika kudebat, dibunuh.
Jika kulawan, dibunuh.
Jika kunasehati,
Lebih sadis mereka membunuh.
Mereka menang, kukira mereka punya akal sendiri.
Kenapa mereka masih suka berdiskusi
Mengikuti aliran air yang sudah jelas
Pekat,
Amis,
Kenapa aku tidak berani mengajak untuk membersihkan diri dulu?
Mencari air yang bersih
Diujung gunung sana.
Akhirnya,
Aku tetap diam,
Manut,
Membiarkan diri, menjadi saksi
Kan kusiapkan cerita panjang, jalan panjang sebagai bayangan.
YANG MENANG DAN YANG KALAH
Jika nanti kenyataannya tidak seperti rencana malam ini,
Maklum, angka statstik kadang menipu,
Atau cara menghitung belum sesuai rumus
Yang dihadapi adalah benda hidup,
Bergerak dan suka berpindah-pindah
Seperti kita berpindah kursi, nimbrung ikut siapa pemenang.
Namun, jika kita menang nanti
Bukan angka statistik tuhannya,
Bukan pula yang merangkumnya,
Yang pasti, kursi panjang semakin ramai
Lanjutkan, dan aku akan pergi
Februari 2018
Menjelang pemira UNESA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H