Sahabat Badan Bank Tanah, masih penasaran tentang apa itu Badan Bank Tanah?
Yuk, tonton video penjelasannya langsung di sini!#KamuBertanyaKamiMenjawab#BadanBankTanah#IndonesiaLandBankAuthority#ReformaAgraria pic.twitter.com/vbNPYm0814--- BadanBankTanah RI (@BadanBankTanah) December 17, 2024
Khusus untuk Anda yang mungkin tidak aktif di sosmed X, garis besar dari cuitan Kak Mimin Bank Tanah di atas, saya kutipkan sebagai berikut;
- Satu, Perencanaan
- Dua, Perolehan Tanah
- Tiga, Pengadaan Tanah
- Empat, Pengelolaan Tanah
- Lima, Pemanfaatan Tanah, serta
- Enam, Pendistribusian Tanah
Apakah kemudian terpetik pemikiran yang sama? Dengan garis besar fungsi di atas, apa bedanya Bank Tanah dengan BPN?
Badan Bank Tanah hadir untuk melengkapi peran negara sebagai land manager. Sementara Kementerian ATR/BPN menjalankan fungsinya sebagai land administrator dan land regulator. Selengkapnya di web Bank Tanah.
Baiklah. Berkat referensi lengkap yang mudah kita temukan di ujung jemari, setidaknya dari sekian kutipan yang saya cantumkan di atas, kini saya bisa menuliskan harapan-harapan positif saya atas keberadaan Bank Tanah. Di antaranya;
Pertama, harapan pertama saya berdasarkan informasi yang saya simak dari obrolan Parman Nataatmadja, Kepala Badan Bank Tanah, di sosmed Youtube di atas. Â Juga salah satu post di sosmed IG, terkait kerjasama dengan Universitas Diponegoro di Semarang, Jawa Tengah. Bahwa, di Lombok, akan ada lahan yang juga dimanfaatkan sebagai bentuk dukungan Pengembangan Studi di Luar Kampus Utama. Jauh lebih bersyukur lagi jika salah satu bentuk program ini bisa berlangsung di wilayah Pancor, kabupaten Lombok Timur. Di mana terdapat sekitar 15 ribu santri yang aktif menuntut ilmu di sekitar 22 lembaga kependidikan NWDI. Mulai dari tingkat PAUD sampai pendidikan tinggi.
Kedua, lagi-lagi di wilayah tanah kelahiran saya di Lombok, akan ada lahan-lahan yang peruntukannya khusus serta bisa dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat adat. Dua yang kerap saya tuliskan di sini, desa Sembalun dan Senaru. Dua desa yang sekaligus pintu pendakian utama Gunung Rinjani. Eksisnya kelompok masyarakat adat di dua ini, secara langsung bisa menunjang kelestarian wilayah-wilayah di kawasan kaki gunung megah ini.
Hemat saya, cukup dua dulu saja. Namun, jika dua contoh yang saya kemukakan di atas, kemudian bisa terjadi setidaknya dalam waktu 3 sampai 5 tahun ke depan, tentu bisa sebagai indikator awal. Benar, keunikan lembaga ini sungguh presisi. Benar, fungsi-fungsi mulai dari Perencanaan, Perolehan, Pengadaan, Pengelolaan, Pemanfaatan serta Pendistribusian Tanah negara, berjalan demi ekonomi berkeadilan.Â
Lombok sebagiannya telah maju berkat kehadiran beragam bentuk investor. ITDC dengan sirkuit Mandalika yang mendunia. Akomodasi berbintang yang tersebar mulai dari ibukota provinsi di kota Mataram, sampai dengan destinasi-destinasi wisata mainstream seperti Gili Trawangan atau Senggigi. Juga ragam investor yang mendukung berjalannya operasional sirkuit serta akomodasi tersebut. Tak berlebihan tentu, memiliki harapan positif, kehadiran Bank Tanah mengimbangi dengan program Pengembangan Studi di Luar Kampus Utama serta sebagian lahan di mana kita bisa mudah bersilaturahmi dengan kelompok masyarakat adat.