Niat berbagi tips dan trik, berkat akhirnya berhasil juga trip motoran dan foto-foto, Lombok Bali pergi-pulang di awal Juli lalu. Tepatnya, di perjalanan tiga hari dua malam, Rabu sampai Jumat, di 6 sampai 8 Juli 2022.Â
Saya dan Eli, teman kuliah, motoran berdua dari ujung timur Lombok, ke Bali, yakni di Denpasar dan Tabanan. Trip murah meriah, karena sampai di Bali, dua teman kuliah lainnya (Tuti dan Uci) berkenan kami repotkan selama dua hari.Â
Terakhir ngetrip menggunakan kapal laut, saat saya perjalanan pulang dari satu pekerjaan kontrak 6 bulan di Dompu. Dulu, di tahun 2015. Dompu, salah satu kabupaten di provinsi NTB, namun lokasinya berada di ujung timur pulau Sumbawa. Pulau terbesar, di sisi timurnya Lombok, tanah halaman kelahiran saya.Â
Gara-gara pekerjaan ini pula, saya jadi membeli kartu khusus yang digunakan untuk yang aktif menyeberang lintas pulau. Belakangan, kartu ini saya hadiahkan ke teman yang lebih aktif menyeberang.Â
Syukurnya, di loket pembelian tiket pelabuhan laut Lembar Lombok, saya dan Eli tidak dimintai kartu ini. Gantinya, dana Rp 146.000,-- di top-upkan ke kartu petugas loket.Â
Lalu digesekkan dan kami kemudian menerima struk tiket yang mirip struk atm. Struk inilah yang ditunjukkan ke petugas jaga saat mau masuk lambung kapal. Kebijakan berbeda, di loket pelabuhan laut Padangbai Bali.Â
Kami diwajibkan membeli kartu yang ber'partner' dengan salah satu bank besar. Biaya 146 ribu rupiah, jadi ketambahan ekstra 25 ribu untuk si kartu penyeberangan laut baru ini. Sayang, karena terlalu fokus dengan perjalanan pulang kembali ke Lombok, saya lupa memfoto kartunya.
Di perjalanan ini, target utama trip, menginap semalam di rumah Tuti di Denpasar. Malam kedua, lanjut menginap di rumah Uci, di Tabanan. Destinasi wisatanya sendiri, saya ngikut ajakan Eli, Tuti atau Uci.Â
Saya sudah terlalu fokus dengan keharusan selamat motoran, Lombok Bali pp. Namun, tetap saja saya membekal tripod. Mau update koleksi foto trip, di destinasi wisata manapun yang kami datangi selama berada di Bali.
Ternyata, total ada sekitar empat spot yang berhasil kami datangi. Pantai Sanur dan Pasar Badung saat berada di kota Denpasar, lalu Taman Bung Karno dan Tanah Lot saat berada di Tabanan.Â
Keempatnya kami kunjungi di sehari trip, di hari kedua, yakni Kamis 7 Juli 2022. Pantai Sanur dengan motoran berdua bersama Eli dan mengandalkan GMaps, tiga spot lain sudah nebeng mobilnya Tuti dan Uci.
Nah, trip foto dan motoran ini, bisa banget Anda contek. Baik jika berangkat dari pulau Jawa, atau ikut jalur saya dan Eli. Lintas Lombok Bali pp. Ini dia contekan tips dan triknya.
Pertama, gunakan backpack yang nyaman dan ada tempat menyimpan tumbler.Â
Tumbler air minum akan sangat membantu, baik selama berada di atas kapal laut, atau saat sedang di perjalanan bermotor. Saya dan Eli membawa satu tumbler, diminum berdua. Selama trip 3 hari 2 malam, kami isi ulang hampir setiap dua jam sekali.
Kedua, hindari barang bawaan yang banyak.Â
Khusus tips ini, terutama karena saya kurang nyaman nyetir motor dengan printilan tas nempel di badan.Â
Kalaupun terpaksa membawa tas kecil, wajib selempang panjang atau talinya bisa dimolorkan. Sampai bisa diselempangkan dengan posisi di depan tubuh (untuk driver), atau tidak terlalu membebani punggung saat jadi mboncenger.
Ketiga,pastikan selalu menyiapkan uang receh, mulai dari nominal dua ribu rupiah sekali pun. Uang receh ini sangat berguna saat ke toilet, membayar parkir atau memberikan uang pas untuk transaksi apapun.Â
Kesan unik, tarif motor 146 ribu di pelabuhan Lembar, jadi menggenap ke 150 ribu. Meski mungkin sebagai 'uang jasa' karena tiket kami dibelikan melalui kartu penyeberangan milik petugas loket, kalau misal membayar pas 146 ribu, petugasnya bisa jadi tidak meminta selisih 4 ribunya :D
Keempat, usahakan untuk memanfaatkan alat bantu seperti handphone holder di area stang motor.Â
Saya dan Eli sungguh sangat terbantu oleh alat ini. Kami motoran tetap aman, meski saya sangat tergantung dengan membaca GMaps, selama perjalanan di Bali.Â
Kalau di Lombok sih, sepanjang jalur utama area wisata di empat kabupaten di Lombok, saya sudah PEDE dan tidak mengandalkan GMaps. Saya justru suka nyasar, kalau masuk jalan-jalan kecil baru di antar kecamatan. wkwkwkw :D
Kelima, saat berada di atas kapal, hindari meninggalkan bangku yang sudah Anda dapatkan.Â
Perjalanan kapal laut lintas Lombok Bali, tiga jam itu adalah semacam rezeki luar biasa. Pengalaman pribadi saya sejak 1996 dulu, rata-rata saya menghabiskan waktu antar 6 sampai 7 jam lebih.Â
Mulai dari naik kapal, sampai benar-benar turun dari kapal di salah satu pelabuhan lautnya. Tapi, ini catatan menyeberang Lombok Bali ya. Untuk Lombok Sumbawa, atau Bali Jawa, tentu jauh lebih singkat. Jadi, mengamankan bangku adalah target utama. Kan lumayan, bisa lelap meski sebentar.Â
Saya dan Eli, bisa bergiliran tidur dengan menyelonjorkan kaki. Kebetulan, dua kapal yang kami naiki, tidak ada ruang yang menyewakan kasur. Hanya ruangan dengan beberapa kursi panjang, atau seperti sofa melingkar.
Nah, rasanya lima tips dan trik di atas, bisa membantu trip motoran Anda ke Bali, semoga senyaman trip saya di awal Juli kemarin. Kalau misalnya mau sekalian nekat, motoran dan ider Lombok, berkabar saja ya.Â
Mana tahu saya dapat izin lanjutan dari suami, menemani trip Anda, makin lanjut ke timur, bisa ke Pulau Kenawa atau spot-spot wisata penuh petualang lainnya di Pulau Sumbawa! Kalau sama Eli lagi si, sedang mengincar Taman Edelweiss dan Pura Penataran Agung Lempuyang. Dua spot di Karangasem, Bali. Ada teman sekolahnya Eli yang menunggu dikunjungi ^^ Jadi pelengkap setelah menikmati momen hampir setengah hari di Tanah Lot, atau kalau berkunjung ulang ke wilayah Bali lainnya,  seharian ider di Blanco Renaissance Museum.Â
Happy travelling!^^
*Selong, 10 Agustus.
Trip motoran ini seriusan trip foto. Seperti biasa, dari puluhan jepretan, hasil foto yang sungguh terpakai, tak sampai 25% :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H