Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Kumcer Ibu: Mimpi

6 Juli 2022   14:14 Diperbarui: 6 Juli 2022   14:19 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu bilang,  meski sadar ia tengah bermimpi, ia merasakan pula gelenyar rasa indah di hati si pemuda dan Puteri Raja.  Semuanya berulang di tiga mimpi! Rasa yang kemudianl menuntunnya,  benar-benar menuliskan kisah si gelang rumput,  dalam sekali duduk.

"Seperti si Puteri Raja,  wajah ibu juga memanas.  Perasaan ibu melayang.  Ibu juga mendadak sedih,  ketika para ibu dayang,  menggeret Puteri Raja,  kembali ke tenda.  Di mimpi itu,  sang pemuda mencegat puteri,  saat hendak turut hadir di acara rapat kerajaan.  Rapat yang gagal ia hadiri, karena, di detik gelang rumput melingkari pergelangan tangan kanannya,  segenap hidupnya sudah jadi milik si pemuda gagah.. "

"Sebentar. Berarti si pemuda ini,  yang namanya Arya Banjar Getas itu? " Aku menyela,  sepenuhnya kini turut menunggu akhir kisah cinta seorang pemuda gagah dan sang puteri.

"Iya."

***

Geletar cinta sang Puteri Raja,  tak pernah sampai. Segera setelah sampai di istana,  tinggi tembok dan sekian lapis 'orang pintar' di sekeliling Ayahanda Raja,  menghentikan pertemuan kedua. Rindu dendam sang puteri cantik jelita,  terperangkap di balik kelambu, di basah pengganjal kepala yang dibungkus sutera terhalus. Rindu dendam yang menguap di udara,  mungkin sampai di hati si pemuda, namun mustahil menjadi pelepas dahaga.

"Ibu tergugu,  saat benar-benar terdiam setelah menuliskan tanda 'titik' terakhir.  Dada ibu sakit.  Seperti saat jatuh cinta,  rasa sakit ketika cinta itu tak sampai,  kembali menggumpal keras bak batu. Gelang rumput direbut paksa,  dikurung dalam satu kotak. Juga mengurung cinta yang terperangkap di dalamnya. Satu hal,  segera setelah kisah mereka ibu tuliskan,  mimpi ibu juga berhenti... "

*Padangbai Bali,  6 Juli 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun