Allohumma innaka afuwwun Karim, Tuhibbul 'Afwa', Fa'fu 'Anni - Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan senang memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku.
Zikir, menjadi yang pertama sebagai empat amalan terbaik selama Ramadan. Demikian dinyatakan di link Kompas Com ini. Zikir pula yang wajib tersisipkan selama 24 jam beraktivitas, sepekan dan sebulan penuh berpuasa. Salah satunya, telah saya tuliskan di quote pembuka. Zikir yang bahkan dilafalkan sejak berjemaah Tarawih malam pertama. Juga di Tarawih, puluhan tahun lalu saat saya sedang belajar berpuasa, disamping ibadah-ibadah puasa lainnya.
Saat masa kecil dulu, zikir ini menjadi penanda jeda dari empat rakaat Tarawih dan dua salam. Sekarang, terucapkan khusyuk. Di setiap arti dari masing-masing hurufnya, semoga menjadi penggugur dosa.Â
Zikir Kepasrahan, Manusia Tempatnya Khilaf dan Dosa
Laa ilaaha illa anta, Subhanaka, innii kuntu minadz dzaalimiin - Tiada Tuhan (yang dapat menolong) selain Engkau (ya Allah). Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku dari orang yang dzalim - Al Anbiya, 87.
Setahun lebih kita membersamai pandemi, rasanya menjadi waras saja tidak cukup. Setidaknya itulah yang saya alami. Kepasrahan mutlak pada Sang Pemilik Hidup, kini menjadi penguat di porsi terbesar. Masing-masing kita sudah berusaha maksimal untuk menjaga sehat, tidak menjadi seseorang yang positif Covid-19 atau juga penularnya. Nyatanya, angka-angka yang positif dan meninggal, tetap muncul setiap hari. Lalu kita bisa apa? Selain memang hanya berserah diri. Pertebal ibadah, dan jadikan tameng sholat dan sabar, sebaik-baik penolong.
Selama Ramadan, zikir kedua yang juga selalu terpanjatkan, adalah 'Subbuhun quddusun, robbuna wa robbul malaikati warruhi'. Arti dari zikir ini, 'Suci dan Qudus Tuhan kami, Tuhan Para Malaikat dan ruh Jibril'. Zikir ini pun termasuk identik Ramadan, seperti di quote awal tulisan. Pembedanya, yang ini dilafalkan ketika 20 rakaat tarawih usai. Jeda untuk bersiap melaksanakan tiga rakaat sunnah witir.Â
Untuk anak-anak (khususnya masa kecil saya dulu), sekaligus momen melepas nafas lega. Alhamdulillah, malam Tarawih yang sedang dilakukan, berhasil lagi terlewati. Lancar, tidak bolong. Lalu, berharap ekstra sedikit lagi kekuatan, menggenapkan dengan sunnah witir.
Seperti hari ini. Putri sulung saya tepat berulang tahun ke-17. Tapi, saya dan ayahnya, tak bisa memberikan apapun selain doa-doa terbaik. Bangun tidur tadi, saya mengacak-acak rambutnya dan mengucapkan selamat ultah sambil tertawa-tawa. Demi tetap ada euforia bahagia. Ulang tahun tak melulu harus dengan tart dengan lilin angka 17 di atasnya. Cukup doa-doa, nikmat sehat dan berkumpul setiap hari, semoga cukup menjadi kado terindah. Aamiin ya Allah.
Tak Malu Jadi Peminta di Ramadan Nan Mulia
Iya. Khusus Ramadan ini, kadar saya sebagai peminta-minta, naik lepel ke kelas berat. Terutama ketika baru saja tahu, ada tiga doa baik yang sangat dianjurkan. Tiga doa yang dipanjatkan khusus, di sujud terakhir. Batasan sujud terakhir ini, saya lakukan tak hanya di sholat wajib rutin. Tiga doa ini terpanjatkan, kadang di sebagian rakaat dari sunnah Tarawih. Kadng di rakaat terakhir sunnah Witir. Atau, sesekali, bahkan di semua sujud sholat-sholat malam di sela sahur.Â
1. Memohon akhir Husnul Khotimah
Allohumma inni as aluka husnul khatimah -- Ya Allah, aku meminta kepadamu mati dalam keadaan Husnul Khotimah. Â Umat Islam mana pun, saya yakini tentu berharap hal yang sama. Bahkan, sering saya tak mampu menahan haru, ketika membacai kisah seseorang yang meninggal dengan senyum di wajah atau wangi menguar saat di prosesi dari pemandian jenazah sampai penguburan. Ya Allah, jadikan banyak dari kami, menjadi hambaMu yang memiliki akhir indah ini. Aamiin.
2. Memohon disempatkan taubat selama sisa hidup
Allohummarzuqni taubatan nasuuha qoblal maut -- Ya Allah, berilah rezeki taubat nasuha sebelum wafat. Doa inipun, adalah seperti setiap hela nafas kita. Meski sebagai tempat khilaf dan dosa, namun ikhtiar untuk selalu bertaubat, semoga juga selalu menjadi 'jalan ninja' kita semua.
3. Memohon Keteguhan Iman Islam
Allohumma, ya muqallibsi quluun tsabit qalbi 'ala diinik -- Ya Allah, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamaMu. Khusus bagian ini, telah pula saya ikhtiarkan sebagai wasiat terbaik bagi anak-anak. Seringpula saya menggunakan kata 'Bunda Memohon', ketika mengingatkan anak-anak untuk teguh di jalan Islam. Ya itu, karena saya menyadari, pemilik mutlak dari bolak-baliknya hati adalah Allah SWT semata. Disamping berwasiat pada anak-anak, pada Allah SWT-lah saya tak bosan-bosan meminta. Diri saya dan keturunan saya, teguh hati di jalan Islam.
Enam contoh zikir dan doa di atas, bagi saya, semakin identik dengan Ramadan. Mengapa? Ramadan adalah tentang intensnya melafalkan dan memanjatkan zikir serta doa-doa di atas. Sebaliknya, zikir dan doa-doa di atas, jauh lebih khusyuk dan syahdu terpanjatkan, selama Ramadan nan mulia. Tentu, di bulan-bulan lain, ingin juga terus menerus memanjatkannya. Namun, keistimewaan Ramadan, semoga juga menjadi syarat istimewa, diijabah dan makbulnya zikir serta doa-doa ini. Aamiin.
Akhirul kalam, semoga ulasan sederhana dari sedikit contoh doa, zikir atau wirid di atas, semata jadi kebaikan saya dan teman-teman pembaca semuanya. Bahwa kita, adalah segolongan manusia yang tak bosan mengikhtiarkan kebaikan. Utamanya demi kebaikan kita sendiri. Semoga pula jadi kebaikan yang meluas, sejauh manapun tulisan ini terbaca. Aamiin. Wallohualam bissowab.
*Selong 28 Apri 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H