Soalnya, bahannya seperti jumlah partai di jaman Orba. Cabe, garam dan terasi saja. Eh, lupa. Boleh juga ekstra jeniper.
Kedua, olahan sambal yang digoreng. Wah, ini lebih banyak lagi contohnya. Sambal bawang, sambal tomat juga, atau sambal kacang mete. Wait, sambalnya ditaburi topping kacang mete, gitu?Â
Bukan. Cabe, tomat, sedikit terasi, baput dan bamer, digoreng sampai semuanya agak kecoklatan.Â
Nah, saat dihaluskan, tambahkan kacang mete goreng. Ulala, sambalnya jadi sedddaap. Sambal lainnya, ya tiada lain tiada bukan, sambal pecel. Yang ini, juga masih ada dua 'cabang'.Â
Sambal pecel asli, yang terbuat dari kacang tanah goreng. Yang 'kualitas super', sambal untuk peneman makan lele goreng -- entah mengapa, bisa disebut sambal pecel Lele (emotikon berpikir keras).
Ketiga, sambal ruwet. Iya, ini frase buatan saya sendiri. Bagaimana tidak ruwet. Bumbu-bumbu untuk membuat sambal ini, sulit dihapal luar kepala.Â
Contoh sambal jenis ini, dua jenis sambal di paket komplit Ayam Taliwang Lombok. Nah, karena ruwet, maaf. Saya sungguh tidak bisa menuliskan bahan-bahannya tanpa harus googling. Jadi, yuk, kita googling bareng saja ya.
Nah, banyak kan pilihan sambalnya. Akan jauh lebih banyak lagi, jika yang menuliskan seorang koki asli. Utamanya yang master dengan menu nusantara.Â
Apalah daya, saya cuma seorang momblogger kebanyakan. Betah pilah diksi berjam-jam, tapi auto was-was kalau sudah masuk dapur.
*Selong, 17 April 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H