Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisi] Nama Tengahku SEPI

9 September 2020   13:33 Diperbarui: 9 September 2020   13:39 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepi menenangkan di senja Pantai Ujung Langit Lombok. Dokpri

Aku bercakap denganmu, di otakku, Put

Semua percakapan kita yang tak pernah selesai

Tentang ini dan itu

Seringnya tanpa awal, tiada akhir

Seperti sekarang

Bacalah ini dengan menatapi bibirku

Ia bergerak, dan jadikan semua yang terbentuk

Persis dengan apa yang kutuliskan ini

Bacai ia dengan dua matamu yang berbinar

Tak mampu sembunyikan sayangmu, yang kamu bilang, masih ada untukku

Sekarang

Bahwa kadang, memang tak penting setinggi apa gelar kita, sekaya apa materi kita

Ketika lidah kita terkilir, melukai rasa

Kamu tahu, Put, itulah sebab aku begitu menyukai keheningan

Aku enggan melukai rasa, hanya karena taklukku pada ketinggian diriku sendiri -- atas nama kepintaran, atas nama kekayaan bendawi

Dalam diam, Put, sejuta satu kataku berserakan

Kudiamkan banyak sumpah serapah

Kutenangkan beralun dendam

Bersama diam, sendiriku riuh

Bisa kamu pahami kan? Bahwa sepi adalah nama tengahku

Ah iya. Sekarang, kamu sedang apa Put?

Apakah juga sedang bercakap sendiri begini? Seperti aku.

Menyisipkan banyak hal di kisah-kisah fiksiku

Abaikan bagaimana ia terbaca

Apakah benar tak nyata? Ataukah kebenaran yang kufiksikan?

Put, aku mulai menghitung bait bait

Diksiku mulai lemah

Atau mungkin sudah cukup bagiku empat bait saja

Kusisipkan kisah lainnya, di bait bait lain

Jelas bukan besok

Besok aku sungguh ingin, berpijak dan hidup nyata

Lain kali, saat ingin, aku pasti akan berlindung lagi di balik kisah fiksi

Dan kamu, Arin

Tegapkan terus sosokmu

Jalan kita, naik dan turun, atau jika hanya terlihat arah menurun, bagiku masih dan atas nama buah cinta kita

Sepakat denganku? Mari jalan bersama lagi

*Selong 9 September 2020

Rangkaian #PuisiArin, rupa-rupa kisah manysia, rupa-rupa kisah para pecinta, pecinta kata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun