Bahwa kadang, memang tak penting setinggi apa gelar kita, sekaya apa materi kita
Ketika lidah kita terkilir, melukai rasa
Kamu tahu, Put, itulah sebab aku begitu menyukai keheningan
Aku enggan melukai rasa, hanya karena taklukku pada ketinggian diriku sendiri -- atas nama kepintaran, atas nama kekayaan bendawi
Dalam diam, Put, sejuta satu kataku berserakan
Kudiamkan banyak sumpah serapah
Kutenangkan beralun dendam
Bersama diam, sendiriku riuh
Bisa kamu pahami kan? Bahwa sepi adalah nama tengahku
Ah iya. Sekarang, kamu sedang apa Put?
Apakah juga sedang bercakap sendiri begini? Seperti aku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!