Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berburu Sunrise Kokok Pedek di Festival Pesona Gili Sulang 2019

2 September 2019   16:31 Diperbarui: 2 September 2019   16:38 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sunrise Kokok Pedek, dibalik Gili Lawang. Siluet suami saya, juga sedang berburu sunrise yang sama. Dokpri.

Di empat tahun terakhir, ia fokus melakukan teknik memancing casting. Teknik yang menggunakan berbagai umpan buatan, minnow, spoon sampai lures. Spot muara, umumnya potensi menjadi lokasi memancing dengan target ikan kakap putih. Satu dari banyak jenis ikan terenak, selain kerapu, kakap merah atau GT (Giant Trevally).

Pagi di Jumat 30 Agustus, saya berhasil memaksa suami dan anak bungsu saya, sudah bersiap di pukul 7 pagi. Kami akan berangkat menggunakan angkutan umum. Eksis di Lombok dengan sebutan 'engkel'. Jenis angkutan yang sampai di taraf, hidup susah, mati pun repot. Langsung terbukti, karena engkel yang kami naiki dari kota Selong dan kemudian turun di Masbagik, harus putar arah. Kembali lagi ke garasi, karena penumpangnya hanya kami ditambah seorang lainnya yang juga turun di Masbagik. Kota kecamatan berjarak hanya 15 menit berkendara dari Selong.

Engkel berikutnya mengantar kami sampai di kawasan Pelabuhan Laut Kayangan, Lombok Timur (Lotim). Dari sini, kami harus masih menunggu engkel lain, yang trayeknya melalui desa Sugian, pemberhentian terakhir menuju pantai Kokok Pedek. Total ongkosnya jadi berapa? Masih terhitung murah, karena saya memberikan ongkos ke para sopir dengan bonus senyum manis. Budget tiga kali ganti engkel, total 55 ribu rupiah. Selong ke Masbagik cukup 10 ribu, Masbagik ke pelabuhan Kayangan 25 ribu dan terakhir ke desa Sugian, juga 25 ribu. Itupun karena pak sopirnya meminta tambahan, karena awalnya saya berikan 15 ribu rupiah. Wkwkwk

Salah satu foto panorama, di spot muara sungai sisi selatan pantai Kokok Pedek. Dokpri
Salah satu foto panorama, di spot muara sungai sisi selatan pantai Kokok Pedek. Dokpri

Di pertigaan desa Sugian, kami bertiga dijemput Aliman. Rekan GenPI saya, lebih karena saya dan suami keukeuh merasa tidak tahu lokasi pantai Kokok Pedek. Ketika akhirnya sampai, saya langsung terkejut. Pantai Kokok Pedek ternyata desa nelayan yang ramai. Dinamai sama dengan nama pantai, dusun ini diapit dua sungai. Lokasi antar sungai pun relatif dekat. Yang akhirnya membuat saya bisa update koleksi foto sunset dan sunrise, sekaligus dengan latar dua muara sungai ini.

Mengarah lebih ke timur, saya sudah menandai spot sunset. Gosong pasir, meski pun berwarna hitam pekat, terlihat kontras dengan latar rerumputan, pepohonan dan belukar khas kawasan payau (muara sungai yang langsung ke laut). Di kejauhan, lereng timur Gunung Rinjani menjadi 'tembok' yang memperindah hasil foto. Fixed! Spot ini akan menjadi spot senja Kokok Pedek yang ikonik.

 Keterkejutan berikutnya, di depan rumah warga, telah pula dibangun beberapa berugak. Sangat nyaman. Terutama karena dibangun di bawah rindang pepohonan. Waru, kelapa serta pohon-pohon kemiri yang menjulang. Semilir angin laut terasa menjadi sangat menyegarkan. Jarak ke pantai pun kurang dari 100 meter. Membuat saya tenang mengawasi si bungsu, tak lelah bermain air.

Ah ia. Hampir terlupa. Suami saya benar-benar melakukan janjinya. Segera saya dan barang bawaan aman di salah satu berugak, ia bergegas ke arah selatan. Muara sungai utama yang diincarnya untuk memancing berada di sana. Pun ternyata juga bersebelahan dengan lokasi Beach Camp FPGS 2019.

Senja dan Sunrise Pantai Kokok Pedek Nan Indah

Sekira pukul lima sore waktu Lombok, bias oranye senja mulai menghiasi langit. Saya sudah bersiap memasang tenda. Aliman dan rekan-rekan panitianya, juga sedang sibuk memasang belasan tenda warna-warni. Usai makan siang, suami saya yang masih bersemangat casting di muara, menyanggupi berburu senja di muara sisi utara. Padahal, misi utamanya, ya castingan babak kedua. Babak pertamanya di muara utara kurang menggembirakan. Meski pun strike, ia hanya mendapatkan ikan seukuran dua jari tangan lelaki dewasa.

Lokasi Beach Camp 2019 juga sangat nyaman. Sebenarnya bahkan terhitung persis di halaman depan rumah warga juga. Yang asyik, warga ini membuka warung yang menjual soto ayam, beragam minuman instan. Bahkan ada odong-odong kereta mini! Haha! Ini Beach Camp rasa pindah tidur saja. Anak bungsu saya malah terus-terusan jajan macam-macam. Semangkuk soto ayam, bergelas-gelas susu putih. Untung tidak ketagihan naik odong-odong. Secara di usianya yang 10 tahun, bobotnya di 47 kg. Serupa raksasa kecil di odong-odong kereta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun