Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Save The Nature, Respect The Culture di JIHW 2018

21 November 2018   08:23 Diperbarui: 21 November 2018   08:25 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Dra. Hj. Sri Muslimatun, Wakil Bupati Sleman (kiri), mencoba kuliner khas desa wisata. Dokpri

Para peserta pejalan kaki, para pesepeda, rombongan panitia, rombongan pendamping peserta, juga anak-anak bersama keluarga mereka yang sedang mengikuti lomba melukis payung. Tenda-tenda terpisah dibuat bersisian serupa huruf U, dengan panggung utama menghadap langsung bangunan candi.

Panitia mencatat lima ribu lebih masyarakat Jogjakarta mendaftarkan diri sebagai peserta berjalan kaki. Ditambah 350 peserta yang berasal dari 20 negara luar, juga peserta berbagai rangkaian event lainnya, serta panitia dan para Liason Officer (LO), sepanjang Sabtu lalu kompleks Prambanan dipadati lebih dari enam ribuan orang.

Selepas tengah hari, ragam acara lainnya masih berlanjut. Sebagian peserta akan mengikuti Parade Internationaler Volksports Verband (IVV) ASIANPIAD.

Minggu 18 November 2018

Venue utama kedua JIHW 2018 dilaksanakan di beberapa desa wisata di daerah Turi, kabupaten Sleman. Di hari ini pula, sedang berlangsung Festival Desa Wisata yang dipusatkan di Desa Sedjarah (ekowisata) Kelor. Satu dari tiga desa wisata yang akan dilalui peserta JIHW 2018.

Venue kedua JIHW 2018, bersamaan dengan Festival Desa Wisata di Turi, Sleman. Cred. Tim GenPI JIHW 2018
Venue kedua JIHW 2018, bersamaan dengan Festival Desa Wisata di Turi, Sleman. Cred. Tim GenPI JIHW 2018
Ibu Dra. Hj. Sri Muslimatun, Wakil Bupati Sleman (kiri), mencoba kuliner khas desa wisata. Dokpri
Ibu Dra. Hj. Sri Muslimatun, Wakil Bupati Sleman (kiri), mencoba kuliner khas desa wisata. Dokpri
Tim liputan saya sudah siap berangkat dari satu hotel di kawasan Condong Catur Jogja. Berkendara sekitar setengah jam, kami langsung mengarah ke desa wisata Pancoh. Lokasi Start dan Finish sekaligus. Segera setelah registrasi, peserta langsung memulai perjalanan. Jalur-jalur utama membelah lahan-lahan tanaman salak pondoh. Produk utama desa wisata ini. 

Satu jam kemudian, kami mengarah ke desa wisata Kelor. Ragam kuliner khas tersaji lengkap di lapak-lapak peserta festival. Wingko, bakpia, sayuran oseng-oseng atau lauk pepes, empat dari banyak jenis olahan Salak Pondoh. Es dawet Kelor, pudding, dua kudapan yang diolah dari sayuran kelor.

Ternyata, di tempat ini kami sudah bisa bertemu beberapa peserta JIHW. Peserta dari luar negeri mencobai satu persatu kuliner serba khas ini. Sembari rehat, mereka juga dihibur berbagai atraksi menarik dari masing-masing desa wisata peserta festival.

Jelang tengah hari, kami kembali ke desa Pancoh, menanti peserta yang sudah mencapai finish. Kembali beberapa hiburan musik menemani istirahat para peserta. 

Lapak-lapak minuman segar bisa dipilih peserta menjadi penuntas haus, salah satu yang juga saya coba sendiri, es Kunir Asam dengan soda. Sepasang peserta dari Australia tak segan membeli es krim yang dijajakan di kotak sadel belakang motor abang penjualnya.

Satu hal yang paling mengesankan dari event JIHW 2018, para peserta tidak mendapatkan hadiah apa pun, alias tak ada rute yang diperlombakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun