Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Gadis Bergelang Tali

1 Maret 2018   14:38 Diperbarui: 1 Maret 2018   15:57 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidung bangirnya mungil, payungi bibir serupa kelopak mawar. Bingkai alis tebal pun hitam, sempurna di padu padan manik coklat besar pun lentik bulu mata, tak butuh pemulas agar memekat hitam. Kulit seputih susu, gadis bergelang tali bukan bidadari.

Urai rambut halusnya tak pernah benar-benar sentuh canang. Pun dua dupa wangi berujung merah meletik. Takjim katupkan tangan di dahi. Dua lengan putih pembatas, mayang hitam panjang-mahkota si gadis terjaga dari ujung dupa.

Brokat hitam dan merah berkembang, kain Sidemen senada, lekati sosoknya yang semampai. Berlengan panjang pun pendek, gelang Tridatu erati ujung lengan kanannya. Aku seringkali sesatkan diri, saling menatap, di merah, hitam dan putih. Merah hatiku terpikat surgawi raganya. Hitam asaku yang tertitip, hanya di kata-kata. Putih kasih pun cintaku, harapku berujung di satu bilik hatinya,

Gadis bergelang tali. Tunggu aku. Segala kasih dan cinta akan kukatakan keras-keras didepanmu. Tepat di gendang dan empat bilik hati. Nanti. Ketika kasih dan cinta tak ada kenal agama, suku dan bahasa. Atas kasih dan cinta, inginku padamu, semata tentang rasa.

Wahai Arin, untuk kasih dan cinta kita, bolehkah sesekali kau ceritakan: pada apa ia berdasar?

*Meninting 1 Maret

Rangkaian Puisi ARIN, rupa-rupa kisah manusia, tentang sayang dan cinta. Tentang Rasa;

#Arin2015: #1 | #2 | #3

#Arin2016: #1 | #2 

#Arin2017: #1  |#2 | #3 | #4

#Arin2018: #1  | #2 | #3 | #4 | #5 | #6

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun