Di tempat aku bisa menyapamu semauku.
Lalu, lakukan lagi dan lagi penolakan itu.
Terus. Tak perlu berhenti.
Hanya agar kau tahu, rasaku masih setia, masih banyak hal tentangmu.
Tak banyak yang kupinta.
Tak juga hendak lekangkan kisah kita.
Bak Laila dan Majnun, ibarat Zulaikha dan Yusuf, sebut saja berjuta satu percintaan yang kau mau.
Karena adaku hanya kini.
Abai dari jenakkan pikirku akanmu.
Dan di kata sebanyak ini, selalu ada ruangku untukku pahami penolakanmu.
Lantas Arin, di spasi mana dari kalimat penolakanmu, rasaku terselip?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!