Bagaimana membukanya
Jika kata-kata tak lagi terbaca pun terdengar
Bahkan juga sorot mata dan sikap tubuh
Kau, selain aku, sibuk dengan semuanya, sendiri
      Bagaimana pula menutupnya
      Pada nyawa masih menyatu, menjadi badan dan bayangan
      Menjadi rasa
      Andai pintaku langsung berjawab, mematung kaku rasanya sungguh sempurna
Bagaimana caraku kisahkan
Cerabut hitam, jelaga masa lalu
Terjadi dan terlewati, selalu saja di batas aku perempuan, ia lelaki
Bahkan ketika akhirnya rahimku lahirkan mereka, si perempuan dan lelaki
      Bagaimana caraku lupa
      Ketika kisah sama masih berulang
      Tentang perempuan yang gagal sucikan diri
      Akan jamah lelaki di luar kuasanya
Bagaimana aku temukan kalimat lain
Jika selaksa cerita sublimkan satu kata
Entah di garis batas mana, perempuan lelaki, lelaki perempuan
Terjadi dan menjadi, pelecehan seksual?
      Bagaimana bisa abaikan
      Tentang kesejatian perempuan, lelaki
      Tentang mengapa ia perempuan, lelaki
      Tentang payudara, vagina, penis, nafsu? Kah?
Bagaimana Tuhan?
Bahwa kata-kataku kali ini
Hanya ikhtiar hitungan ke sejuta sekian
Bahwa luka tak pernah benar-benar mengering
      Bagaimana jika, kembali saja semua, bisu?
      Jika saja kemudian tak lagi ada kisah asbab cerabut hitam, jelaga masa lalu,
      Bagaimana jika, mari bersama bisu
*Selamat Hari Perempuan SeDunia, Katakan Tidak Pada Perundungan, Peduli Pada setiap Teriakan Perempuan – Anak Anak – Lelaki.