Masih pula ditambah pekerjaan rumah harian lain. Kemudian, mengkombinasikan kewajiban harian tersebut dengan aktifitas terkait profesi guide dan menulis saya, membaca serta meng-update diri dengan rujukan-rujukan destinasi wisata plus upgrade kemampuan menuliskannya dengan lebih baik lagi.
Keempat, meyakini rezeki yang tak akan pernah salah alamat. Penghasilan dari menjadi guide dan penulis sangat tak tentu. Mungkin tak bulanan. Yang jelas tak selalu di tanggal 25 serta ikutan bersorak 'yay, thanks God it's Friday' di pekan terakhir saban bulan.Â
Nilai positif dari kekurangan ini, kemampuan manajemen keuangan harus terus menerus di apdet. Tahun lalu 'rate guide' saya sekian rupiah per hari. Tahun ini, saya akan mengajukan sedikit kenaikan yang tentunya harus menunggu persetujuan tamu.Â
Demikian juga dengan 'rate' harga tulisan saya. Di samping kontrak-kontrak singkat, dengan menulis saya juga menjadi semakin rajin meng-compile data lomba menulis. Target mendapatkan hadiah lomba mengharuskan saya menulis sebaik mungkin dan berharap sesuai dengan ekspektasi juri lomba menulis itu sendiri.
Empat bagian besar di atas menjadikan saya sama dengan anak-anak saya. Selalu belajar sepanjang waktu. Pembelajaran yang memang tak terikat jam dan bangku sekolah, pun sistem-sistem pembelajaran. Namun pembelajaran sesungguhnya. Bagaimana mensinergikan nilai-nilai positif dari setiap jenis pekerjaan harian, menjadikan contoh nyata, demi kesiapan anak-anak saya sendiri nantinya. Menjalani giliran mereka. Menjadi pekerja dengan berbagai macam profesi. Mungkin akan seperti saya, ibu rumah tangga yang sekaligus ber'profesi' guide dan penulis.
InshaAllah, aamiin.
*Selong 31 Juli
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H